Rabu, 19 Agustus 2015



SIAPA YANG BERHAK MENIKMATI KEHANGATAN "RUMAH"?
(Konteks mengajarkan anak berfokus pada kualitas diri daripada menilai dan menuding orang lain siapa yang berhak masuk syurga atau layak masuk neraka)

Sebuah keluarga besar tinggal dalam sebuah rumah yang nyaman dan hangat. Mereka lahir dan tumbuh dalam rumah tersebut.


Pada satu waktu semua anak pergi dari rumah tersebut dalam jangka waktu lama. Kemudian mereka akan kembali dan berkumpul bersama.

Siapa yang berhak menentukan anak mana saja yang berhak menikmati kembali kehangatan rumah tersebut?

Apakah orangtuanya yang penyayang, yang memilih mana anak yang baik yang layak untuk segera masuk, dan menyuruh anaknya yang lain membersihkan diri terlebih dahulu karena begitu kotornya?

Atau bahkan mengusir anaknya karena telah durhaka tak mengakui mereka sebagai orangtua, menyakiti hati orangtua dan mencemari kehormatan keluarga?

Ataukah anak-anaknya sendiri yang memilih diantara mereka. Menentukan "aku lebih layak daripada kamu untuk menikmati kehangatan rumah ini."

Ataukah setiap anak berusaha berlomba menyenangkan hati orangtua dengan cara mereka sendiri? Mengajak saudaranya dengan cara yang baik agar bisa kembali ke rumah bersama-sama. Dan berharap cemas, orangtuanya akan ridho dengan persembahan dirinya.

Anak yang baik tidak memonopoli rumah, beranggapan bahwa hanya dirinya yang layak dan saudara-saudara lainnya tak punya hak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...