CARA PANDANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN - 1
(Orang Lain adalah Pesuruh)

Dalam relasi kita di rumah, terhadap anak, pasangan atau anggota keluarga lain atau juga bahkan di lingkungan kerja dan lingkungan sosial, kita seringkali memiliki cara pandang tersendiri terhadap orang-orang yang kita hadapi. Cara pandang inilah yang membuat kita menampilkan sikap dan perilaku tertentu, termasuk juga bagaimana kita berkomunikasi dengan orang tersebut.


Ketika kita berbicara dengan orang yang kita anggap lebih bodoh, lebih lemah atau memiliki kedudukan yang lebih rendah dari kita, maka kita cenderung menggunakan komunikasi direktif, satu arah dan tidak memberikan pilihan.

Kita merasa bahwa kitalah yang harus mengatur orang lain, karena kita anggap orang lain lebih bodoh atau tidak mengerti dan kita lebih tahu darinya. Bahasa perintah, mengatur, mengarahkan dan menyuruh menjadi umum kita lakukan.

Pengambilan keputusan pun kita juga yang melakukan. Kita tidak percaya orang lain mampu melakukan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sendiri. Dan kalaupun itu mereka lakukan pastilah salah. Apalagi bila dilakukan dengan cara yang berbeda dengan yang kita lakukan.

Kita tidak bisa menerima kesalahan orang lain. Sehingga kita memaksa orang lain melakukan dengan benar, sesuai dengan cara yang kita yakini benar.

Telunjuk kita lebih banyak menunjuk kepada orang lain. Wajah kita serius dengan mata memerintah. Kepala mendongak. Suara kita keras melebihi suara orang lain pada umumnya. Kita senang memposisikan diri kita di atas orang lain.

Jadi bagaimana kita memperlakukan anak kita? Pasangan kita? Murid-murid? Anak buah? Orang yang tidak sekelompok dengan kita? Dan orang-orang lain semua di lingkungan kita?

Apakah kita merasa banyak orang memusuhi kita? Bahkan anak atau pasangan kita sendiri pun tidak nyaman dengan kita? Orang-orang tidak mau mendengar apa yang kita perintahkan? Hidup kita jadi tidak bahagia karena orang lain tidak melakukan sesuai dengan apa yang menurut kita benar?