Kamis, 20 Agustus 2015


EMPATI
(Konteks Parenting)

Empati adalah kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain. Bila seseorang bisa berempati, maka ia bisa berespon dengan tepat sesuai harapan orang lain. Bisa juga dikatakan bahwa empati adalah modal awal seseorang untuk dapat membantu orang lain.

Apa saja yang perlu dimiliki agar seseorang dapat berempati?

1. CARA PANDANG SOSIOSENTRIS
Cara pandang sosiosentris yang saya maksud di sini adalah kemampuan untuk "melepaskan diri" dan menempatkan diri pada posisi orang lain.
Bagi anak, hal ini tidak selalu mudah karena ia masih berada dalam cara pandang egosentris dan melihat segala macam hal dari sudut pandangnya sendiri. Namun saya biasanya akan tetap memanfaatkan egosentrisme ini untuk mengembangkan kemampuan sosiosentris.

Misalnya, ketika anak melihat temannya menangis karena kehilangan mainan mobil-mobilan kesayangannya. Anak lain mungkin tidak suka mobil-mobilan, atau punya mobil-mobilan yang banyak sehingga ia heran mengapa temannya harus menangis hanya karena kehilangan mobil-mobilan.

S: Nak, mainan apa yang paling kamu suka?
A: Aku suka sama 3DS
S: Apa yang bikin kamu suka?
A: Bagus lah, game-nya masih pada baru. Aku mainin tiap hari
S: Bagaimana perasaan kamu kalau 3DS kamu rusak atau hilang?
A: Gak boleh, 3DS ku gak boleh ilang, aku pasti nangis kalau ilang ...
S: Iya sedih ya kalau kita kehilangan barang yang sangat kita suka ...
A: Iya ... (mengangguk)
S: Jadi gimana ya perasaan teman kamu yang kehilangan mobil-mobilannya? Padahal kan itu cuma mainan satu-satunya yang dia punya ...
A: Sedih ya ...
S: Iya dia sedih sekali ...
A: Kalau kamu sedih, kamu biasanya merasa lebih enak kalau bagaimana?
S: Kalau ada yang ngajakin main
A: Kalau gitu, bagaimana kalau kamu ajak teman kamu main sama kamu?

2. SENSITIVITAS/KEPEKAAN PERASAAN
Sensitivitas dikembangkan melalui seni. Baik itu menggambar, melukis, membuat hasta karya (craft), menari, menyanyi, bermain musik dan memasak.

Banyak orang melihat menggambar, melukis dan hasta karya sebagai aktivitas yang memboroskan dan membuat berantakan, menyanyi, menari dan bermain musik dipandang sebagai ajang pamer. Cara pandang ini semua yang membuat mereka yang berpandangan tersebut cenderung untuk menghindari bahkan meninggalkan aktivitas seni.

Seni, selain berfungsi mengembangkan kreativitas, juga sensory integration dan sensitivitas atau kepekaan perasaan individu.

Bila dalam berempati seseorang bisa merasakan perasaan orang lain, maka ia perlu lebih dahulu mengembangkan kepekaannya terhadap perasaannya sendiri.

Mendengarkan nada lalu mengulanginya saat menyanyi. Membubuhkan dan mencampur warna saat menggambar dan melukis. Menggerakkan badan dengan halus saat menari. Membuat hasta karya dengan tekstur kasar. Atau mencampur bumbu saat memasak, semuanya akan membangkitkan kepekaan perasaan.

Lakukan kegiatan dengan berbagai aktivitas seni yang beragam. Ada sangat banyak jenis seni yang dapat dilakukan. Tak perlu meninggalkan menyanyi hanya karena tak setuju dengan ajang Idol. Tak perlu meninggalkan menari hanya karena tak suka goyang erotis penyanyi dangdut atau girls band berpakaian minimal. Tak perlu meninggalkan musik hanya karena tak suka bisingnya musik cadas, dll.

Fokuslah pada tujuan besarnya, dan cari cara yang mengarahkan kita pada tujuan besar tersebut.

Wallahu'alam

Sumber gambar http://startempathy.org/…/20…/11/teaching-kids-about-empathy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...