Kamis, 20 Agustus 2015



LDR
(Konteks pendidikan keluarga)

LDR atau singkatan dari Long Distance Relationship, seringkali dinisbahkan pada pasangan remaja yang berjanji menjalin hubungan namun tinggal di tempat yang saling berjauhan. Jarang istilah ini dikenakan pada pasangan yang sudah menikah yang karena satu dan lain hal terpaksa berpisah dalam jangka waktu relatif lama.


Istilah LDR ini muncul begitu saja saat saya menghadapi klien-klien pasangan suami-istri yang bertahun-tahun hidup terpisah karena tuntutan pekerjaan. Hanya beberapa bulan sekali sang suami pulang untuk bertemu keluarganya untuk kemudian kembali lagi ke tempat kerjanya.

Menarik ketika menyimak keluhan-keluhan yang muncul dari para istri, terkait keputus-asaan mereka menghadapi anak yang tidak disiplin. Sementara keluhan dari para suami adalah mereka kecewa karena anak tumbuh besar tanpa rasa tanggung jawab dan kesadaran bahwa mereka sudah dewasa.

Saya tahu, adalah gegabah bila saya menggeneralisir bahwa pasangan LDR menghasilkan anak-anak yang kurang disiplin dan kurang bertanggung jawab. Dan memang bukan itu arah kesimpulan saya. Saya jadi teringat pernyataan seorang psikolog senior, Ibu Elly Risman, bahwa seorang ayah memiliki tugas antara lain menegakkan aturan/disiplin, mengajarkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta menanamkan konsep-konsep agama. Sementara seorang ibu memberikan pendekatan afektif (kasih sayang) untuk menumbuhkan kepekaan.

Kasus-kasus LDR yang saya amati seolah memperkuat pernyataan bu Elly tersebut. Bahwa ketika seorang ayah tidak menjalankan fungsinya, dan menyerahkan seluruh proses pendidikan anak sepenuhnya kepada istri, maka peluang ketidakseimbangan perkembangan anak menjadi cukup besar terjadi. Karenanya seorang ayah, sekalipun ia memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya dengan bekerja, namun ia juga tetap memiliki peran crucial dalam pendidikan anak dan keluarganya terutama dalam hal kedisiplinan, mengajarkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan serta penanaman nilai dan konsep-konsep agama.

*Dari "Program Pensiun Gaul" Eastparc Yogyakarta 070815

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...