Kamis, 20 Agustus 2015



KEAJAIBAN METAFORA

"Metafora bagi orang-orang dari Nusantara memiliki arti yang personal sehingga seorang psikolog, psikoterapis atau coach tidak boleh mengabaikan metafora saat seorang klien mengkaitkannya dengan masalah yang dihadapinya" (Asep Haerul Gani)

Kang Asep, psikolog sekaligus seorang pencinta budaya nusantara mengungkapkannya dalam satu sesi bahasan "Clean Language" di trainingnya.


Clean Language dengan tokohnya David Grove adalah salah satu teknik yang digunakan dalam Psikoterapi dan Coaching. Salah satu prinsip dasar dari teknik ini adalah bahwa seorang psikolog, psikoterapis atau coach harus menggunakan bahasa dan istilah yang digunakan klien dan tidak boleh mengubahnya dengan bahasanya sendiri. Termasuk juga metafora-metafora yang digunakan oleh klien.

Ingatan saya pun kembali ke masa-masa usia SD dan SMP, saat saya diwajibkan menghafal berbagai ungkapan, baik dalam pelajaran bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda.

- Bak pinang dibelah dua, untuk menggambarkan orang yang sama persis tampilannya.
- Bagai api dalam sekam, untuk menggambarkan kemarahan yang disimpan dalam hati yang sedikit demi sedikit merusak dengan tumbuhnya penyakit hati
- Adean ku kuda beureum - ginding ku barang batur, metafora bahasa Sunda yang berarti kebanggaan karena menggunakan barang atau mengatas-namakan orang lain.

Ribuan metafora yang tumbuh dalam budaya nusantara, berakar secara khas di masyarakat. Sekalipun pengaruh budaya Barat yang lugas dalam bertutur, namun tetap saja metafora adalah kekhasan berkomunikasi yang dimiliki oleh bangsa-bangsa yang berbahasa tidak langsung, seperti di Nusantara.

Dan saya menemukan metafora itu juga digunakan oleh klien-klien saya.
- Ayah saya seperti singa galaknya ...
- Perihnya itu seperti diiris pisau perlahan-lahan, kemudian lukanya ditabur garam ...
- Anak saya itu ya kok seperti bola bekel. Mantul-mantul terus gak berhenti ...
- Hatinya itu lha kok ya seperti gunung es, keras dan dingin luar biasa.
- Saya ini seperti jatuh tertimpa tangga, nyemplung ke got, disorakin pula ...

Dan semua metafora itu memiliki arti personal yang signifikan bagi orang yang menggunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...