Rabu, 19 Agustus 2015




KAKI KESELEO ... PUNGGUNG YANG DIPIJAT
(Konteks Dinamika Masalah)

Siapa pernah keseleo? Sakit banget bukan?
Saya pernah juga. Satu waktu ketika turun tangga sambil membalas sms (ini bukan untuk ditiru), saya mengira saya sudah sampai di lantai terbawah, ternyata masih ada satu anak tangga lagi yang belum saya injak. Akibatnya saya menginjak pinggiran anak tangga, saya terjatuh dan pergelangan kaki saya keseleo. Suakitnya gak perlu diceritakan frown emotikon .

Karena sedang berada di luar kota dan sibuk dengan berbagai urusan, yang saya lakukan hanya merendam kaki dengan air hangat, memijit sekenanya dan memberi obat gosok. Kebetulan saat itu tidak memungkinkan memanggil tukang pijat urut. Keesokan harinya kaki saya bengkak, tidak bisa pakai sepatu dan jalan saya terpincang-pincang. Tapi saya memaksakan diri. Seminggu sesudahnya saat pulang ke rumah, rasa sakit sudah jauh berkurang. Hanya terasa sakit kalau ditekan pada titik-titik tertentu. Dan karena masih ada urusan saya pun tetap menunda pergi ke tukang urut. Apalagi karena saya merasa sudah tidak sakit sekali. Jadi saya tidak anggap mendesak sekali untuk ke tukang urut.

Baru seminggu kemudian saya berangkat ke tukang urut khusus keseleo. Itu pun sebetulnya bukan karena kaki saya sakit lagi, akan tetapi karena sekarang saya merasa seluruh badan saya pegal-pegal. Saya mengira pegal ini karena saya kelelahan bekerja.

Saya sampaikan pada tukang urut kalau saya sempat keseleo 2 pekan sebelumnya. Dan minta tolong sekalian dicek. Setelah saya tunjukkan lokasi keseleonya (pergelangan kaki), yang dilakukan oleh tukang urut tersebut bukannya mengurut lokasi keseleo melainkan mengurut bagian lain. Mulai dari betis, paha, pinggang bahkan sampai ke punggung dengan alur urut tertentu. Dan .... saya berteriak kesakitan ....

Saya heran, dan saya bertanya kepada Mbak tukang urutnya, "Kenapa yang keseleo di pergelangan kaki, tapi seluruh bagian yang ditelusuri hingga ke punggung terasa sakit juga?" Mbak Urut, menjawab dengan sabar. sederhana tapi jelas. "Waktu ibu keseleo, ibu tidak langsung diurut. Akibatnya karena menahan sakit, jalan ibu jadi miring. Ibu nahan badan supaya tidak menekan kaki yang keseleo. Tapi akibatnya bagian badan yang lain bekerja lebih berat. Nah sekarang bagian tubuh yang lain jadi ikut sakit juga."

Kemudian Mbak Urut meneruskan pijatannya dan mengabaikan saya yang mengaduh-aduh kesakitan. Dan semakin mendekat ke bagian kaki yang keseleo, saya pun semakin stress. Ternyata benar. Sakit yang saya kira sudah sembuh selama 2 pekan ini, terasa lagi saat disentuh pada titik tertentu oleh si Mbak.

Aaaaah ....
Saya paham sekarang, kenapa pergelangan kaki yang keseleo, tapi seluruh tubuh jadi terasa sakit. Saya paham juga kenapa kaki yang seolah tidak sakit lagi itu ternyata masih belum pulih sepenuhnya. Dan terasa kembali nyerinya saat disentuh oleh ahlinya.

Saya jadi ingat dengan pengalaman saya dan juga curhat-curhat klien saya. Banyak keluhan-keluhan itu bukanlah masalah yang utama. Masalah yang sebenarnya malah disangkal, dilupakan atau dianggap sudah tuntas, padahal belum. Dan menyebabkan timbul masalah lainnya yang juga mengganggu. Ketika pun klien ditunjukkan pada masalah yang utama, mereka tetap menyangkal. Persis ketika saya mengira keseleo saya sudah sembuh dan pegal punggung lah yang lebih penting diurut. Seolah waktu sudah menyembuhkan masalah, padahal selama waktu berjalan, tak ada satupun yang dilakukan yang signifikan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Orangtua yang mengeluh anaknya tidak patuh dan tidak mau mendengarkan, mereka menolak menerima bahwa pangkal masalahnya adalah pada diri mereka sendiri. Entah itu terkait penerimaan orangtua terhadap anak. masalah relasi suami istri, masalah komunikasi yang kurang efektif, dll.

Seorang yang mengeluh merasa dijauhi dan tidak disukai "semua" orang, sulit menerima bahwa keengganannya tersenyum, cara bicara yang ketus dan kebiasaannya mengkritik, memiliki kontribusi mengapa ia dijauhi banyak orang.

Seorang istri/suami yang merasa dikhianati pasangannya fokus pada kesalahan pasangannya. Lupa bahwa ada hal yang ia lakukan yang menyebabkan pasangannya terdorong mengalihkan perhatian dan perasaannya pada orang lain.

Dan banyak hal lagi ....

Mbak Urut selesai dengan tugasnya. Saya mencoba berdiri dan berjalan. Sisa urut masih agak senut-senut. Tapi sekarang saya bisa menjejakkan telapak kaki saya dengan baik, tidak lagi bertumpu pada satu kaki saja. Saya juga dinasihati oleh Mbak Urut, agar berjalan dengan seimbang, supaya tidak membebani bagian tubuh yang lain.

Nasihat itu juga mengandung maksud, "Selesaikan masalah segera, jangan ditunda, dilupakan atau diabaikan. Karena bila kita mengabaikan, maka masalah akan beranak pinak, membebani dan membuat kita teralihkan serta menjadi stress.... "

Terima kasih ...

*sumber gambar http://tokodeli.com/info-sehat/tips-pengobatan-keseleo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...