Rabu, 19 Agustus 2015


BERJALAN DI TEPI JURANG
(Konteks forgiveness, menerima keterbatasan orangtua)

Nak, bayangkan sebuah jalan, di pinggirnya ada jurang yang dalam. Kamu berjalan di jalan tersebut ...


Ketika kamu berada di sisi yang aman, ayah ibumu akan berkata dengan lembut, "Hati-hati, di sebelah sana ada jurang yang dalam. Jangan berjalan terlalu pinggir, nanti kamu jatuh ..."

Mungkin kamu menurut nasihat ayah ibumu. Tapi karena satu dan lain hal, entah karena diajak teman atau rasa ingin tahumu yang begitu besar atau yakin bahwa kamu tidak akan jatuh, membuat kamu tidak mengikuti nasihat ayah ibumu. Mulailah kamu bergeser berjalan agak menepi. Kamu mulai berjarak dengan ayah ibumu. Mereka mulai kuatir, dan berkata dengan keras, "Jangan berjalan ke situ, nanti kamu jatuh ...!" hardik ayah atau ibumu.

Tak nyaman dengan hardikan ayah ibu, kamu menjadi kesal, dan ingin menunjukkan bahkan membuktikan pada ayah ibu bahwa kamu bisa kok, berjalan tanpa tergelincir dan jatuh. Kamu pun berjalan semakin menepi hingga mendekati bibir jurang. Ayah ibumu terkejut. Kekuatiran kamu jatuh ke dalam jurang, begitu besar. Ayah ibu berlari tergesa mendekatimu dan menarik tanganmu dengan keras. Begitu kerasnya sehingga tanganmu sakit dan bahkan terkilir. "Aaaahhh .... " kamu berteriak kesakitan.

Apa perasaanmu ketika tanganmu sakit bahkan terkilir, yang membuatmu harus dibebat atau digips? Apakah kamu marah karena ayah ibumu membuat tanganmu sakit? Ataukah justru kamu bersyukur dan berterima kasih karena ayah ibumu menyelamatkan kamu dari rasa sakit yang lebih parah, dari musibah yang jauh lebih besar?

Nak, ayah ibu melakukan itu semua karena cinta dan kasih sayangnya kepadamu. Kadang mungkin terasa lebay bagimu, seolah mereka tidak mempercayai kemampuanmu. Boleh jadi juga sebetulnya bukan jurang yang ada di pinggir jalan itu, tapi hanya selokan yang dangkal. Yang kalau kamu jatuh ke dalamnya, hanya menyebabkan kamu memar-memar.
Tapi mungkin, ayah ibumu merasa jauh lebih nyaman kalau kamu tidak mengambil risiko dan tetap berada di samping mereka.

Semakin keras mereka menegur, itu menunjukkan bahwa mereka semakin kuatir. Kuatir kamu jatuh ke dalam jurang atau mereka kuatir tak bisa menjangkau dan menolongmu lagi ...

Maafkan ayah ibumu yang tak bisa menahan diri. Sehingga menunjukkan cinta dan kasih sayangnya dengan kekuatiran yang kamu tangkap sebagai kemarahan.

Maafkan keterbatasan mereka, yakinlah bahwa mereka mencintai dan menyayangimu dalam keterbatasannya ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...