Kamis, 20 Agustus 2015



BASIC TRUST VERSUS MISTRUST - yws

(Konteks Perkembangan Psikososial Anak)

Bagaimana seorang ibu atau ayah menggendong atau membuai bayinya? Canggung, bingung, tidak percaya diri, kesal, bosan?
- "Saya gak bisa nggendong bayi, kagok, anaknya suka rewel. Biar ibu saya saja yang nggendong."
- "Takut bu, takut bayinya jatuh, habis dia menggeliat-geliat begitu seperti ikan mas baru ditangkap."
- "Ah anak bayi kan masih tidur melulu bu, gak usah terlalu banyak digendong-gendong lah, taruh di tempat tidurnya saja."
- "Bosan bu dan pegel juga, kita kan banyak kerjaan, masa harus gendong-gendong bayi terus."
- "Nggak deh, biar si Mbak nya aja yang pegang, repot."

Perkataan itu kebanyakan keluar dari para ibu muda atau para bapak. Ada yang kecanggungan dan keengganannya hanya berlangsung sekitar beberapa hari saja, namun juga ada yang berlangsung lebih lama hingga bertahun-tahun hingga anak merasa 'jablai' oleh orangtua kandungnya sendiri.

Apa hubungannya menggendong dengan trust dan mistrust yang dituliskan sebagai judul di atas? Basic Trust versus Mistrust adalah istilah yang diusung oleh Erik Erikson (Psikolog Jerman kelahiran Amerika, bukan orang Sunda smile emotikon ) dalam Teori Perkembangan Psikososial.

Menurut Erikson, perkembangan psikososial itu seperti anak tangga. Setiap anak tangga memiliki kerentanannya masing-masing. Bila kerentanan bisa dilalui dengan baik, maka akan menjadi fondasi kuat untuk melangkah ke 'anak tangga' berikutnya. Sementara bila kurang berhasil, maka akan membuat 'limbung' di tahap perkembangan berikutnya. Oleh karena itu setiap level pencapaian selalu ada dua kutub pencapaian, berhasil atau kurang/tidak berhasil.

2 tahun pertama adalah pembentukan trust atau rasa percaya anak kepada orang-orang di lingkungannya, terutama kepada orang-orang yang paling penting dalam hidupnya yaitu orangtua atau pengasuhnya. Trust menjadi dasar dari perkembangan psikososial selanjutnya, seperti pembentukan konsep diri, kepercayaan diri, kemampuan empati, relasi sosial, dst. Pembentukan trust itu diawali dari bagaimana orangtua/pengasuh melakukan pengasuhan, menatap, menggendong, membersihkan, mengenakan pakaian, memberi makan/minum, mengajak bercakap, bermain, dll.

Bayi adalah sosok yang tidak berdaya secara fisik sehingga ia bergantung sepenuhnya kepada orang dewasa di sekitarnya. Ia dapat merasakan siapa yang ikhlas dan penuh kasih sayang hanya dari bagaimana mereka menyentuh atau memperlakukannya. Bayi pun berespon sesuai dengan bagaimana stimulus yang diterimanya. Bila ia diperlakukan tergesa-gesa atau kasar, maka ia tidak nyaman dan akan rewel. Bila ia diperlakukan lembut maka perasaan nyamannya akan membuatnya tenang.

Orang dewasa atau pengasuh yang kurang sabar, seringkali menganggap bahwa bayi yang rewel disebabkan karena 'kesalahan' bayi itu sendiri. Ia tidak menyadari bahwa bayi hanya berespon terhadap stimulus yang ia terima. Memang ada bayi yang lebih sensitif dibanding yang lain, bayi yang memiliki standar kenyamanan lebih tinggi. Bagaimanapun nature/sifat bayi itu tetaplah orang-orang di lingkungannya yang perlu menyesuaikan diri dan memberikan stimulus yang membuat aman dan nyaman bagi bayinya.

Remaja-remaja yang enggan curhat kepada orangtuanya hubungan anak-orangtua yang kurang hangat, atau anak yang rewel luar biasa, anak-anak yang underachievement (kurang berprestasi), dan berbagai problem lainnya dalam hubungan anak orangtua, ketika ditelusuri, kerapkali berawal dari pembentukan trust di 2 tahun pertama yang terganggu.

Ada sementara ibu muda yang berkata, "Ah ngurus anak sih nanti aja kalau anak sudah besar. Sekarang masih bayi kan belum ngerti dan belum bisa apa-apa." Nah, dengan paradigma bahwa pembentukan fondasi adalah sejak awal, maka problem justru akan semakin besar saat anak menjelang remaja.

Remaja yang bonding/ikatan emosinya kurang terbentuk sejak bayi dengan orangtuanya (bukan hanya ibu tapi juga ayah), tidak akan dengan mudah menerima dan percaya pada apa yang disampaikan oleh orangtuanya. Mungkin dia lebih menurut pada pengasuh atau kakek-neneknya jika trust yang terbentuk lebih kuat pada pengasuh atau orang-orang yang signifikan baginya.

Lebih mudah membangun di atas fondasi yang kuat daripada di atas fondasi yang lemah ...

Yeti Widiati

Sumber gambar: www.pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...