Rabu, 19 Agustus 2015


BALADA PEMATANG SAWAH
(Konteks Parenting, tentang anak memahami orangtua)

Anak-anak kota besar sekarang mungkin tidak terlalu tahu dan akrab dengan pematang sawah. Hanya anak-anak yang tumbuh dekat sawah yang tahu tentang pematang sawah ini. Oleh karena itu analoginya perlu disesuaikan bagi anak-anak yang kurang akrab dengan pematang sawah.

Ini analogi yang saya gunakan ketika bercerita pada anak saya yang waktu itu masih duduk di sekolah dasar kelas 4 atau 5. Cara ini kadang saya gunakan juga kepada klien anak dan remaja. Penyampaian pesan sebetulnya dilakukan dalam bentuk diskusi/tanya jawab, sehingga setiap tahapan pesan yang disampaikan selalu perlu direchek apakah sudah dipahami dengan baik atau belum. Penyajian di sini dibuat dalam bentuk naratif, untuk mempersingkat.

"Kamu tahu kan sawah di dekat rumah eyang? Sawah itu ada pembatasnya, yang memisahkan satu petak sawah dengan petak yang lain. Pembatasnya itu disebut 'pematang.' Seperti jalan setapak namun terbuat dari tanah. Kalau kita berjalan di pematang, maka hanya bisa satu orang yang berjalan di situ. Orang lain harus berjalan di belakangnya.

Nah kalau ada satu regu pramuka berjalan beriring di pematang sawah. Maka yang paling depan adalah dia yang paling dulu merasakan, apakah jalannya licin, berlubang, berbatu, dsb. Ia akan memberi tahu teman di belakangnya agar temannya bersiap-siap menghadapi jalan tersebut.

Adakalanya, orang yang paling depan jatuh karena tergelincir, dan karena ia merasa sakit akibat jatuh tersebut, dan tak ingin teman-temannya mengalami hal yang sama, maka ia pun melarang temannya untuk melalui jalan tersebut dan mengajaknya memutar, atau memegangi tangan temannya agar tak jatuh terpeleset.

Menurut kamu, kira-kira, apakah kamu akan mengikuti peringatan dari orang yang paling depan yang sudah pernah melalui jalan tersebut? Ya, kamu akan ikuti karena kamu tahu bahwa orang tersebut sudah merasakan jatuh atau sudah memiliki pengalaman, karena ia jalan lebih dahulu dari kita.

Nak, begitu pula dengan hidup di dunia ini. Orangtua kamu seperti pemimpin pramuka yang berjalan paling depan. Pematang sawah itu seperti perjalanan hidup manusia. Sekalipun orangtua tidak selalu lebih pandai dari anaknya, tapi yang jelas dia sudah berjalan lebih dahulu dalam perjalanan hidup ini dibandingkan anaknya. Sehingga ia sudah mengalami lebih banyak pengalaman dalam hidup dibanding anaknya.

Seperti pemimpin pramuka yang memberi tahu jalan di depannya kepada anggota yang berada di belakangnya, maka seperti itu juga orangtua memberi nasihat kepada anaknya.

Nak, oleh karena itu, ketika orang tuamu mengajak kamu untuk melalui jalan seperti yang mereka tempuh. Belum tentu karena orangtua ingin kamu menjadi mereka. Tapi boleh jadi karena orangtuamu pernah punya pengalaman yang baik dan ingin agar kamu merasakannya juga.

Dan ketika orangtua kamu melarang kamu melakukan sesuatu, bukan karena mereka ingin menyakiti atau mengurangi kesenanganmu. Tapi boleh jadi karena mereka sudah pernah lebih dahulu tergelincir. Dan karena cinta mereka kepada kamu, mereka tak ingin kamu mengalami sakit dan penderitaan yang sama.

Kadang-kadang keinginan dan cinta yang begitu besar dari orangtua untuk menyuruh dan melarang anaknya membuat orangtua terkesan seperti memaksa. Percaya deh, bahwa sebetulnya orangtua sangat mencintai anaknya, namun adakalanya mereka tidak tahu cara yang terbaik untuk mengungkapkannya.

Maafkan ya .... "

Sumber gambar http://debuterbang.com/di-sebrang-pematang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...