Kamis, 20 Agustus 2015



CARA PANDANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI DAN TINDAKAN - 3
(Orang Lain adalah Pengganggu - Respon Pasif)

Adakalanya kita masih belum siap menerima kehadiran orang lain, kita lebih fokus pada diri sendiri dan belum merasa tuntas memperoleh kesenangan untuk sendiri. Adanya orang lain yang hadir dalam hidup kita dirasakan sebagai beban yang merepotkan. Karena keberadaan orang lain ini membuat kita harus memberikan sebagian dari perhatian kita. Dan mengorbankan kepentingan kita untuk orang lain. Ketidak-ikhlasan melakukan hal ini menyebabkan kita kesal dan sebal kepada orang-orang tersebut. Kalau boleh berharap, kita ingin agar orang atau kelompok orang tersebut tidak ada di dunia ini, sehingga kita bisa menjalani hidup dengan tenang dan bahagia.


Cara pandang seperti ini juga akan tampil dalam sikap dan cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Kita bisa jadi tidak peduli dengan apapun yang orang lain lakukan. Kita hanya fokus dengan apa yang sedang menjadi minat kita. Sekalipun "dunia gonjang-ganjing, langit kelap-kelip" kita tak peduli asalkan kita bisa melakukan hidup kita dengan senang.

Apakah kita memperlakukan anak dan pasangan kita seperti itu? Kita tak peduli mereka pergi ke mana, apa yang mereka lakukan, apakah mereka menyakiti diri mereka sendiri atau tidak? Kita bosan mendengar mereka bicara. Kita kesal dengan kelakukan mereka. Kita malas melayani mereka. Kita tak peduli bagaimana mereka di masa depan. Kita menjadi apatis dan denial menghadapi kenyataan ini. Kita menjadi tak berenergi. Badan kita lemas. Tak ada perhatian. Kita tidak peduli pada apapun yang terjadi pokoknya yang penting hidup kita tidak terganggu.

Ada ya orang seperti itu? Ada tentu saja, mereka itu orang yang kecewa karena apa yang diharapkan atau diinginkan tidak tercapai. Atau mereka yang tidak siap untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang yang dewasa.

Orang yang menikah pada usia terlalu muda. Saat mereka masih fokus dengan dirinya sendiri dan belum siap menerima kehadiran orang lain yang perlu diurus dan dilayani.

Atau mereka yang shock dengan kondisi pasangannya yang sebenarnya. Manisnya masa pacaran atau angan-angan tidak sama dengan realita yang dihadapi.

Atau mereka yang kecewa menerima anak yang diperolehnya yang ternyata tidak secantik seperti yang dibayangkan, tidak sepintar seperti yang diinginkan atau hadirnya anak pada saat yang tidak tepat. Saat orangtuanya terlalu sibuk, terlalu muda bahkan terlalu tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...