Kamis, 20 Agustus 2015
MEMBERIKAN SEGELAS AIR ATAU MENGAJARKAN MENGGALI SUMUR?
(Konteks mendidik dan pendidikan)
Bila kita memiliki air jernih dan menuangkannya ke dalam gelas orang lain, maka air itu akan segera habis, entah karena diminum pemiliknya, dibuang atau bahkan karena menguap. Dan ketika habis, maka ia akan berharap ada orang lain yang akan menuangkan kembali air jernih tersebut.
Sekarang bayangkan bila kita mengajarkan seseorang menggali sumur. Berat prosesnya, makan waktu lama dan air yang diperoleh keruh pada awalnya. Tapi setelah berjalan berminggu kemudian, si pemilik sumur dapat memperoleh air jernih kapan pun ia mau tanpa harus bergantung pada orang lain lagi.
Dalam mendidik anak-anak kita, yang mana yang kita lakukan? Apakah kita memilih untuk "MEMBERI pelajaran"?
Atau kita memilih berpeluh dengan mengajar anak MENGGALI potensi dirinya, MENEMUKAN air pengetahuannya, MERASAKAN pahitnya lumpur kesalahan dan pada akhirnya MENIKMATI jernihnya air hikmah?
Gambar diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Water_well
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws
Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...
-
Ketika Beban seperti Sebongkah Batu Ada orang yang memandang beban dalam hidup seperti bongkahan batu besar yang harus dibaw...
-
LINGKARAN PENGARUH Bayangkan kita berada di pusat satu lingkaran dan kemudian di luar diri kita ada beberapa lapis lingkaran. Lingkaran ya...
-
MASUK SD, BUKAN HANYA TENTANG CALISTUNG - yws "Tante, bisa ngetes anak buat masuk SD?" "Ngetes apa maksudnya?" "Iya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar