Kamis, 20 Agustus 2015

BUAH YANG PAHIT
(Konteks analisis masalah)

Kasus 1
- Bu, anak saya suka buang air besar di celana. Padahal dia sudah usia TK-B harusnya kan dia tidak lagi melakukan hal itu.
+ Apa yang dilakukan ibu kalau anak ibu marah?
- Marah itu kan tidak baik bu. Jadi saya melarang anak saya untuk marah, apalagi kalau sampai mengumpat dan mengamuk.
+ Dan bagaimana ibu tahu kalau anak ibu tidak setuju, tidak suka atau tidak berkenan atas sesuatu yang ibu katakan, lakukan atau ibu pilihkan?
- Tapi saya kan sebagai orang tua selalu memilihkan yang terbaik bu. Anak saya harusnya tahu bahwa apa yang dikatakan saya adalah untuk kebaikan dirinya.

Kasus 2
- Bu, anak saya kok suka curi-curi barang-barang kecil punya temannya ya. Saya sudah beberapa kali dipanggil ke sekolah karena laporan ini. Malu saya jadinya bu. Kayak anak saya gak pernah dibelikan apa-apa saja. Padahal barang yang dicuri itu murah-murah bu. Kalau dia bilang sama saya, saya bahkan bisa belikan 10 buah yang lebih bagus dari itu.
+ Anak ini anak ke berapa bu?
- Eeee ... maaf bu, sebetulnya dia bukan anak kandung saya. 2 orang kakaknya memang anak kandung saya. Anak ini saya urus dari bayi setelah ditinggalkan oleh seseorang di depan rumah saya. Tapi saya sayang sama dia bu. Meskipun dia anak pungut, tapi saya menyediakan fasilitas lengkap buat dia. Saya kan juga gak mau kalau orang bilang saya tidak adil pada anak-anak saya.
+ Dan pernahkah ibu bicara dari hati ke hati dengan anak ibu? Misalnya tentang bagaimana ibu mencintai dia?
- Memang perlu ya bu? Kan dia sudah lihat kalau saya selalu memberikan apa yang dia minta?

Kasus 3
- Saya kesal sekali bu, anak saya berbohong lagi. Dia bilang dia pergi les, ternyata dia pergi jalan-jalan, main sama teman-temannya.
+ Apa yang bapak inginkan dari anak bapak?
- Maunya saya tuh bu, anak saya jadi anak baik dan berprestasi
+ Kalau anak bapak sesuai dengan yang bapak inginkan, bagaimana perasaan bapak?
- Ya saya pastinya senang lah
+ Kalau ternyata anak bapak tidak mencapai seperti yang bapak inginkan, apa yang bapak lakukan?
- Saya kecewa bu, jadi saya tegur dan saya marahi. Contohnya beberapa waktu lalu. Nilai-nilai pelajarannya di sekolah anjlok. Saya marahi. Kok bisa nilainya jelek padahal anak saya tuh gak bodoh bodoh amat bu. Saya dokter bu, ibunya juga sarjana, ya harusnya anak-anak saya gak beda jauh dari orangtuanya.
+ Dan saat bapak kecewa, menegur dan memarahi, apa yang kemudian terjadi pada anak bapak?
.................................

Perilaku bermasalah itu seperti buah yang pahit. Menghilangkannya bukan hanya dengan "melepeh" dan mengeluh. Boleh jadi pohonnya perlu ditebang atau akarnya perlu dicabut. Meskipun boleh jadi buah yang pahit juga adalah "obat" yang mengingatkan dan introspeksi.
- Menahan buang air boleh jadi adalah buah dari "pohon marah"
- Mencuri adalah buah dari "pohon kehilangan"
- Berbohong adalah buah dari "pohon harga diri yang rendah"
- Apatisme adalah buah dari "pohon frustrasi"
- Penakut adalah buah dari "pohon ketidakmandirian"
- Cemas adalah buah dari "pohon tak berani memutuskan"
- Kebergantungan adalah buah dari "pohon larangan"
Dll.

Sumber gambar https://www.flickr.com/photos/jisou/23763966

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...