Kamis, 20 Agustus 2015



EMOSI YANG BERANAK-PINAK
(Konsep emosi dalam Emotion Focused Therapy)

Seorang anak menangis sedih karena bonekanya hilang.
Kesedihan ini adalah emosi primer yang disebabkan stimulus yang jelas, yaitu kehilangan boneka.


Tapi ketika seseorang membenci dirinya yang tidak berdaya menghadapi tekanan lingkungan, maka kebencian ini adalah emosi sekunder yang terjadi karena emosi yang lain (tidak berdaya).

Ada lagi ekspresi emosi yang diperalat atau dijadikan instrumen baik untuk mencapai tujuan sadar maupun tidak sadar. Emosi ini terjadi karena proses belajar atau latihan (conditioning) yang berulang, dan diperkuat ketika ia memperoleh konsekuensi yang sesuai dengan yang diharapkannya. Contohnya,
- Anak yang menggunakan tangisan untuk memperoleh apa yang diinginkannya.
- Seorang suami yang melakukan kesalahan berulang, namun selalu minta maaf kepada istrinya dengan merayu dan membelikan barang mahal, sehingga istrinya luluh dan akhirnya menerima kembali suaminya.
- Sebaliknya dengan pola yang sama adalah istri yang merajuk (ngambek) kepada suaminya sehingga akhirnya suaminya mengalah mengikuti keinginan istrinya.
- Contoh yang dipandang bisa diterima oleh lingkungan, adalah seorang sales yang tersenyum dengan maksud agar orang mau membeli barang yang dijualnya.

Respon emosi instrumen yang sering dipakai dan melekat begitu kuat pada diri seseorang, menjadi "topeng" yang kerap tidak lagi disadari oleh ybs.

Respon emosi primer perlu diterima (accept), terutama bila respon itu bersifat adaptif. Misalnya sedih karena kehilangan, marah karena menghadapi kekerasan, takut atas ancaman, dll. Emosi tersebut adalah wajar karena bertujuan untuk mempertahankan diri. Berikan kesempatan orang tsb. untuk mengungkapkan perasaannya,

Ada respon emosi primer yang maladaptif. Untuk bentuk ini, maka orang perlu dibimbing untuk dapat menemukan kebutuhannya yang tepat sehingga dapat menampilkan respon emosi yang adaptif.

Respon emosi sekunder lebih kompleks karena bisa merupakan rantai emosi yang panjang. Dibutuhkan kemampuan khusus untuk mengeksplorasi respon emosi sekunder sehingga diperoleh rangkaian emosi yang membentuknya sehingga muncul emosi sekunder.

Respon emosi instrumental juga membutuhkan kemampuan khusus untuk mengeksplorasi dan membuat seseorang menemukan kesadaran diri agar ia bisa berfungsi dengan tepat dengan memanfaatkan ekspresi emosinya dalam situasi sosial.

Dalam banyak kasus anak, kerap terjadi orangtua mengabaikan respon emosi primer anak, sehingga respon emosi berubah menjadi sekunder atau bahkan instrumental.

Sementara banyak kasus dewasa, melibatkan respon emosi sekunder dan instrumental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...