Kamis, 31 Desember 2020

SEBERAPA PENTING KOMUNIKASI ORANG TUA - ANAK? - yws


"No news is good news", kata seorang ibu yang anaknya kuliah di luar kota.
"Anak saya kontak saya kalau ada maunya saja. Jadi kalau dia wa atau telpon, pastinya minta uang atau kebutuhan lainnya. Kalau nggak, ya nggak kontak ..."
"Saya dipanggil guru, karena katanya anak saya sering bolos sekolah. Saya nggak paham padahal di rumah dia anak yang baik, penurut dan pendiam."
"Saya kaget, kok ternyata anak saya memiliki pandangan seperti itu, padahal kami sudah menyekolahkan anak di sekolah agama yang terbaik."
---------------------------------------------------------
Kasus-kasus di atas berkait remaja (13-18 tahun). Dari ragam kasus yang saya temui, banyak kasus remaja dipengaruhi oleh komunikasi yang kurang berjalan baik antara orang tua-anak. Seringkali hal ini bukan disengaja, tapi terjadi tanpa disadari oleh kedua belah pihak. Beberapa hal di antaranya, karena;
- Waktu interaksi yang berkurang (karena remaja biasanya sudah punya aktivitas sendiri di luar rumah.
- Keengganan orang tua untuk memahami dunia remaja, bahkan cenderung mengkritik.
- Orang tua yang berkomunikasi satu arah. Cenderung memaksakan atau mendoktrinkan pandangan, tanpa diskusi.
- Attachment/kelekatan (hubungan yang dekat) yang tidak terbentuk kuat saat masa bayi, balita dan anak-anak.
Komunikasi orang tua-anak itu sebenarnya memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam hubungan orang tua anak. Peran dan fungsi ini, yang membuat komunikasi tetap perlu dilakukan, ada atau pun tidak ada masalah antara anak dengan orang tua.
1. KOMUNIKASI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF (BERPIKIR)
Komunikasi membuat orang tua memahami seberapa banyak hal yang dipahami anak. Bila hanya orang tua yang berbicara dan anak diam saja, tidak ada jaminan bahwa anak sepenuhnya paham dengan apa yang disampaikan orang tuanya.
2. KOMUNIKASI MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI
Salah satu tahapan pengelolaan emosi adalah mengungkapkan perasaan secara verbal dengan kata-kata. Cara ini akan sangat membantu anak untuk dapat mengalirkan emosinya dengan lebih adaptif daripada hanya dengan ekspresi dan perbuatan.
3. KOMUNIKASI MENDEKATKAN HUBUNGAN
Ketidak-patuhan, prasangka buruk, penolakan, emosi negatif, tidak percaya, seringkali berangkat dari tiadanya komunikasi. Komunikasi membuat hubungan lebih dekat, saling percaya, saling memahami, sehingga berpeluang mengurangi konflik.
4. KOMUNIKASI UNTUK MENDETEKSI MASALAH
Dalam mendampingi perkembangan anak, kita tidak bisa menghindar dari masalah dan tantangan. Ada yang dibawa sejak lahir. Ada yang berkembang seiring dengan perkembangan. Ada yang terjadi karena peristiwa luar biasa. Jika orang tua mengembangkan komunikasi efektif setiap saat, maka peluang masalah bisa segera diatasi sejak dini saat masalah belum terlalu rumit.
5. KOMUNIKASI UNTUK MEMBANGUN VALUE
Sikap, cara pandang, value, adalah hal-hal yang bersifat abstrak. Anak tidak selalu paham bahkan berpeluang salah menyimpulkan perbuatan orang tua jika orang tua tidak mengkomunikasikan dan menunjukkannya dalam perilaku.
Ini hanya beberapa saja peran dan fungsi komunikasi orang tua-anak. Penjabaran detailnya bisa lebih panjang dari uraian di atas. Harapannya sih orang tua menjadi lebih menyadari betapa pentingnya menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan anak.
Yeti Widiati 130619

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...