Kamis, 31 Desember 2020

MODAL UNTUK BELAJAR PENGASUHAN ANAK - yws


"Ni anak maunya apa sih?" Keluhan khas banyak ibu muda kepada anak bayi/balitanya.
Ibu-ibu yang baru memiliki bayi, seringkali bisa membedakan (sebagian besar) tangisan anaknya. Mana tangis karena lapar/haus, tangis karena BAK/B, tangis karena tidak nyaman, tangis sakit, atau tangis minta digendong, dll.
Bagaimana mereka bisa membedakan? Apakah para ibu ini punya kemampuan cenayang? Tidak. Kebanyakan mereka adalah ibu biasa saja. Yang dulunya menghabiskan waktu lebih banyak di sekolah. Yang berasal dari keluarga kecil sehingga tak sempat berlatih mengasuh adik bayi, seperti keluarga dengan jumlah anak di atas 5 orang. Bahkan ada cukup banyak ibu muda yang tumbuh dari keluarga dengan pengasuhan yang kurang ideal. Intinya, umumnya para ibu ini memiliki pengetahuan dan ketrampilan terbatas dalam pengasuhan anak.
Lalu, apa yang mereka lakukan sehingga pada akhirnya mereka bisa memahami anak-anaknya?
Percayalah bahwa ujian dan tantangan yang Allah berikan selalu sesuai dengan kemampuan kita. Namun kita tetap perlu berusaha.
Saya menemukan bahwa para ibu muda ini melakukan beberapa hal berikut:
- Observasi,
Mengamati apa yang mengawali suatu perilaku. Maksudnya, ketika bayi menangis, apa yang terjadi sebelumnya? Ini untuk memperkirakan penyebab dan respon apa yang perlu dilakukan. Apa boleh buat, kita tidak bisa bertanya pada bayi yang belum bisa bicara, jadi kita yang perlu meningkatkan kemampuan pengamatan.
- Interaksi,
Memberikan stimulus dan melihat respon apa yang terjadi. Jadi respon tidak ditunggu, tapi "dibuat". Karena tidak bisa selalu hanya menunggu respon. Semakin kerap frekuensi interaksi, maka semakin banyak 'data' yang kita peroleh dan kesempatan melakukan eksplorasi.
- Eksplorasi
Mencoba dan mencoba. Ketika salah dan gagal tetap mencoba lagi. Kegagalan dipandang sebagai bagian dari proses belajar, sehingga tidak mengecilkan hati, merasa buruk dan membuat putus asa. Selalu ada cara untuk bangkit kembali. Tidak pernah ada satu cara yang paling tepat, sehingga semakin banyak mencoba, maka kita memperoleh alternatif ide yang lebih banyak.
- Belajar terus menerus
Rasa ingin tahu, keberanian mencoba untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru dan tujuan yang jelas, adalah modal besar untuk belajar apapun. Saat sekolah dulu, kita bisa merasakan bedanya antara anak yang menunggu diberi tugas/PR dengan anak yang memiliki motivasi belajar mandiri. Mereka yang memiliki motivasi dan tujuan, akan belajar mandiri dan memiliki daya tahan lebih besar dalam menghadapi kesulitan. Reward bersifat internal, ditumbuhkan oleh diri sendiri dari kepuasan berusaha yang diperoleh.
Bersyukurlah bila sebelum memiliki anak, kita sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan pengasuhan. Tapi bila belum, selalu ada kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kemauan dan usaha yang perlu dipupuk dan dipelihara.
Yeti Widiati 101119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...