Kamis, 31 Desember 2020

BAITI JANNATI (Rumahku Surgaku) - yws


- Saya males pulang ke rumah Bu. Mama cerewet tanya ini itu, nyuruh ini itu. Kalau aku jawab atau kalau aku nggak langsung ngerjain, jadi tambah cerewet. Nasihat panjang lebar atau marah-marah melulu.
Mending saya pergi ke tempat lain. Ngadem.
- Saya pingin ke luar dari rumah. Sekolah yang jauh. Sudah sejak SMP saya pingin keluar dari rumah. Suntuk. Bapak ibu berantem terus. Kalau bapak nggak ada, ibu marahin saya. Cape rasanya.
Sekarang saya mau kuliah. Saya mau ambil universitas yang jauh dari rumah. Biar saya bisa ngekost dan gak harus pulang ke rumah.
- Aku nggak betah di rumah. Sepi. Ada sih si mbak sama pak supir. Papa kerja di luar kota pulang sebulan sekali. Mama pulang malam sekali. Emang sih semua ada. Makanan, fasilitas. Tapi ... sepi nggak asik ... Si mbak nonton sinetron, lagian si mbak mana bisa diajak ngobrol. Adek masih balita, males lah main sama dia. Mending juga aku main sama teman-teman.
-------
Rumah bukan hanya "house" tapi juga "home".
Rumah bukan hanya bangunan dengan segala kelengkapannya. Tapi tempat tinggal yang nyaman dan tempat pulang yang diharapkan setelah kepenatan di luar.
Rumah (seharusnya) menyediakan kehangatan, perlindungan, kebahagiaan bagi penghuninya.
Apakah anak-anak kita merindukan pulang atau justru malas, menghindari pulang dan bahkan ingin jauh dari rumah?
Apakah kita sudah menciptakan rumah untuk menjadi tempat yang nyaman dan tempat pulang yang 'ngangeni' bagi anak-anak kita?
-------
Notes: Tidak berarti yang sekolah jauh itu tidak betah di rumah. Di atas itu hanya beberapa kasus saja. Bukan untuk digeneralisir.
Yeti Widiati 120120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...