Kamis, 31 Desember 2020

KANGEN 'KARENA' COVID - yws

 Seri Tantangan & Peluang di Era Covid-19

(Konteks Psikologi dan Pengasuhan)
Kasus 2

"Sudah berminggu-minggu ini saya susah makan, susah tidur. Gelisah terus dan rasanya ingin menangis. Saya juga sering ketakutan tidak jelas. Pekerjaan terganggu. Emosi saya pun mudah terpicu." Seorang ibu bercerita via video call.
"Apakah ibu pernah merasakan perasaan yang persis sama seperti ini dulu, beberapa waktu yang lalu, atau mungkin di masa kecil?" Tanya saya.
"Saya tidak tahu, saya tidak ingat."
"Coba sekarang ibu rasakan seluruh tubuh ibu, di bagian tubuh mana yang terasa paling tidak nyaman?"
"Di sini bu. Sakit, nggak enak" Tangannya menyentuh bagian ulu hati.
"Ya, silakan pejamkan mata. Sentuh bagian yang tidak nyaman tersebut. Hayati perasaannya. Tanyakan pada bagian tubuh tersebut, apa yang ia inginkan?"
"Saya ingin dipeluk mamah saya." Dan meledaklah tangisnya.
"Coba hadirkan mamah di sini di depan ibu. Katakan apa yang dirasakan dan ingin diucapkan, yang tertahan dan ingin ibu sampaikan."
"Mamah, maapin aku nggak bisa pulang mudik tahun ini. Aku kepingin sekali pulang. Tapi nggak boleh, nggak bisa. Aku takut sakit, Mah. Aku takut mati dan nggak sempat ketemu Mamah lagi. Maapin aku, Mah. Mamah sehat ya. Mamah jangan sakit."
"Mamah jawab apa?"
"Nggak apa-apa, mamah sehat kok di kampung. Kamu juga sehat ya, mudah-mudahan tahun depan kita bisa kumpul lagi semuanya. Lebaran lagi sama-sama."
"Adek kepingin mamah ngapain supaya adek lebih tenang?" Saya menyebut panggilan sayang ibu itu waktu kecil.
"Aku pingin dipeluk mamah. Pingin tidur sama mamah lagi seperti dulu."
"Iya, bayangkan adek bareng mamah. Tidur bareng sama mamah. Rasakan hangatnya pelukan mamah, rasakan sentuhannya, dengarkan suara mamah yang bikin adek tenang. Tarik nafas perlahan, keluarkan perlahan juga, sampai adek merasa saaaangat tenang." Saya menunggu waktu beberapa saat sampai ibu ini tampak lebih tenang.
-------------------------
Mudik mungkin terlihat sebagai ritual dan hanya kebiasaan bagi sebagian orang. Bermacet-macetan, keribetan persiapan, dipandang merepotkan dan kesia-siaan, bagi beberapa orang tertentu.
Bagi sebagian lainnya, mudik adalah kesempatan untuk recharge energi mental. Stres dalam pekerjaan, rumah tangga, menjadi luruh hanya dengan bertemu orang-orang yang dicintai dan mencintainya. Dengan mengingat pengalaman masa lalu yang manis dan menenangkannya.
Ketika Covid-19 menghentikan ritual ini, maka kegelisahan pun muncul. Perasaan rindu yang tidak disadari, dan tersimpan dalam sudut hati yang paling dalam. Ia muncul ketika tertahan. Ketika kesempatannya untuk mengalir terbendung.
Akui perasaan ini, terima, izinkan ia mengalir, dan penuhi kebutuhannya dengan memunculkan diri dewasa yang empatik, penyayang dan penuh kasih.
Yeti Widiati 270620
Catatan:
- Penanganan sebetulnya jauh lebih panjang dari itu dan memiliki tahapan sesuai prosedur yang berlaku. Harus dilakukan sesuai prosedur.
- Kasus umum, identitas disamarkan. Tidak merujuk pada siapa pun tapi bisa terjadi pada siapa pun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...