Kamis, 31 Desember 2020

BAHASA INDONESIA VERSUS BAHASA INGGRIS - yws


"Mommy ... mommy I want this ... Please ..... one for me and one for Kakak."
"Nggak, mami just buy one. Kalian bagi berdua."
"In English please ....."
Percakapan ini terjadi beberapa hari lalu di sebuah mal di Tangerang Selatan antara seorang anak perempuan usia sekitar 6 tahun dengan ibunya saat berbelanja. Kalau melihat tampilannya, saya percaya mereka keluarga Indonesia asli. Anaknya berbahasa Inggris dengan sekali-kali diselip bahasa Indonesia. Dan ibunya berbahasa Indonesia dengan sekali-kali diselip bahasa Inggris.
Gaya berbahasa campur-campur seperti ini beberapa tahun terakhir semakin sering saya dengar dilakukan oleh anak-anak hingga remaja. Bahkan di kalangan remaja, menyumpah pun sudah dengan bahasa Inggris.
Saya ingat ketika saya SD di Bandung. Masih banyak teman-teman saya yang berbahasa Sunda baik di rumah maupun di sekolah. Mereka yang berbahasa Indonesia di rumah dan keseharian, saat itu masih dipandang aneh. Biasanya mereka yang berbahasa Indonesia adalah pendatang (bukan asli orang Sunda).
Tahun berjalan, konsekuensi dari pernikahan campur suku, menyebabkan orang tua memutuskan menggunakan bahasa Indonesia daripada bahasa daerah. Sekarang semakin banyak anak tidak lagi bisa atau canggung berbahasa daerah orang tuanya.
Penguasaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah yang justru sekarang semakin besar. Cukup banyak sekolah yang memberlakukan bahasa pengantar belajar dengan menggunakan bahasa Inggris, bahkan sejak usia TK. Pihak sekolah juga mendorong orang tua agar menggunakan bahasa Inggris di rumah agar anak lebih mudah memahami paparan guru di sekolah yang menggunakan bahasa Inggris.
Beberapa kali saya memperoleh klien anak dan remaja yang lebih fasih dan lebih nyaman curhat dengan menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Saya tetap berbahasa Indonesia, sekalipun saya paham bahasa Inggris.
Apakah ini suatu kemajuan atau kemunduran? Kemajuan karena anak-anak kita akan lebih mudah berinteraksi secara global. Ataukah ini suatu kemunduran karena anak-anak kita kurang fasih dan kurang bangga berbahasa Indonesia, bahasa nasionalnya sendiri. Bahasa yang menjadi identitas pribadinya?
Nah, bisa sih ini kita diskusikan atau kita perdebatkan.
Sementara ini saya memberlakukan "aturan" tidak tertulis pada anak-anak saya. Berbahasa Indonesialah dengan benar, saat kita harus berbahasa Indonesia. Dan berbahasa Inggrislah juga dengan benar saat kita memang perlu berbahasa Inggris. Hindari berbicara campur aduk, kecuali bila memang tidak ada kata-kata yang bisa mewakili atau memiliki arti yang sama dengan kata tersebut.
Yeti Widiati - 131018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...