Kamis, 31 Desember 2020

(1) ADIL ATAU TIDAK? - yws

 Tulisan 1 (dari 2 tulisan)


- Masa kakak boleh beli buku sendiri, tapi aku nggak boleh.
- Aku disuruh buang sampah, kok adik nggak disuruh apa-apa.
- Kakak dapat kuenya besar, aku cuma segini.
- Kok cuma adik yang dikasih hadiah, aku nggak.
- Teman sebelah boleh makan permen kapan aja, kok aku nggak boleh makan permen.
- Ayah boleh pakai hp, tapi aku kok nggak boleh.
- Bunda suka ngobrol panjang sama teman-temannya, tapi aku nggak boleh main sama teman aku.
- Ayah bunda nyuruh-nyuruh aku menghafal Qur'an, tapi ayah bunda nggak. Anak lain juga nggak. Kenapa aku harus?
Dst ...
Merasa diperlakukan 'tidak adil' adalah perasaan yang cukup banyak dihayati anak biasanya mulai usia balita hingga usia remaja. Ketika ia sudah mulai bisa membandingkan satu dengan lain hal, termasuk perlakuan orang tua terhadap dirinya dan kepada orang lain (saudaranya, tamu, dll).
Sebelum usia balita, maka rasa marah dan takut lebih karena anak merasa kurang memperoleh pemenuhan kebutuhan emosinya (rasa aman, cinta, penerimaan, penghargaan).
Coba deh perhatikan baik-baik, sebetulnya anak-anak kita pada umumnya bisa cukup menerima perintah dengan baik. Tahu bahwa belajar itu penting. Mau menghadapi kesulitan. Pada intinya cukup bisa menerima aturan yang diberikan padanya karena tahu bahwa itu perlu. Namun semua itu menjadi sulit, ketika ia melihat ketidak-adilan.
Kurang lebih sama seperti kita yang orang dewasa ini. Tahu bahwa peraturan lalu lintas itu penting dan berusaha mematuhinya, namun mencoba melanggarnya ketika ada orang yang berhasil melanggarnya dan tidak memperoleh konsekusiannya. Kita mau mengantri, tapi ketika ada orang yang menyalip dan dia dilayani lebih dahulu, maka yang lain pun akan protes dan mengikuti.
Jadi poinnya di sini bukan pada kesalahan anak, tapi pada perasaan diperlakukan tidak adil.
Kita sama-sama bisa menyepakati, bahwa 'Adil' bukanlah sama rata. 'Adil' adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Oleh karena itu dalam konteks bersaudara, apalagi yang usianya relatif berdekatan 'keadilan' bisa menjadi challenge tersendiri bagi orang tua.
Perasaan tidak adil menimbulkan dua emosi primer, yaitu marah dan takut. Kebutuhan dari 'marah' adalah diakui dan didengarkan sementara kebutuhan 'takut' adalah rasa aman dan perlindungan. Keduanya bermuara pada perasaan dicintai. Anak yang terlalu sering merasa diperlakukan tidak adil, kerap menyimpulkan bahwa ia tidak dicintai oleh orang tua.
Yeti Widiati 040719

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...