(Konteks Perkembangan Anak)
- Mengapa orang tuanya sama, pola asuhnya sama, tapi perilaku anak satu dengan lainnya bisa berbeda?
- Mengapa anak hanya mencontoh perilaku salah satu orang tua saja?
- Mengapa anak tidak mencontoh perilaku orang tuanya tapi malah mengikuti gurunya?
- Saya ingin anak mencontoh perilaku baik saya, mengapa malah mereka mencontoh perilaku saya yang buruk?
Apakah pertanyaan-pertanyaan semacam itu pernah terlintas dalam pikiran kita?
Dalam konsep Schema Therapy, maka ada istilah yang disebut "Selective Internalization" dan "Identification with Significant Others". Konsep ini (menurut saya) bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Jadi, anak ternyata tidak akan sepenuhnya mencontoh atau mengcopy begitu saja perilaku, perasaan, cara pandang orang tuanya. Ada proses seleksi yang dilakukannya. Bagaimana ia memilih? Ini adalah proses yang tidak kasat mata karena terjadi dalam diri seseorang dengan melibatkan semua fungsi psikologisnya dan terjadi dalam proses yang panjang. Berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Semakin lama, maka semakin kuat.
Selain karena karakteristik anak (pengolahan, penghayatan, sifat, pengalaman hidup), yang memang berbeda-beda, juga seberapa besar orang tua menjadi figur signifikan bagi anak. Figur signifikan adalah orang yang paling berpengaruh dalam hidup anak.
Konsep ini "bebas nilai" artinya tidak bernilai baik ataupun buruk. Sehingga mereka yang merasa keluarganya kurang ideal dan tidak memperoleh contoh baik dari lingkungannya, tidak perlu menyalahkan atau memposisikan diri sebagai korban, karena sebetulnya kita selalu memiliki pilihan untuk mencontoh siapa pun dalam hidup kita.
Dan bagi kita para orang tua yang ingin anak kita meniru perilaku kita yang baik, berarti perlu mengembangkan strategi agar anak mau meniru perilaku baik kita. Sederhananya, jadikan diri kita "figur signifikan" atau "orang yang memiliki pengaruh" bagi anak-anak kita.
Wallahu'alam
Yeti Widiati 080319
Tidak ada komentar:
Posting Komentar