Kamis, 31 Desember 2020

CINTA, KEBUTUHAN DAN KEINGINAN - yws


"Ibu, anak kami minta dibelikan 'tas bermerek', apakah kami boleh membelikannya? Kami mampu membelikannya bu, harga segitu tidak jadi soal buat kami. Oleh karena itu kami tidak bisa berdalih, 'Mama papa tidak punya uang', karena anak kami sangat tahu kami bisa membelikannya. Kalau tidak dibelikan, anak kami akan ngambek, dan yang paling membuat kami tidak nyaman adalah ketika dia mengatakan, 'Mama papa nggak sayang aku. Anak lain aja dikasih, masa aku nggak ...' Itu membuat kami sedih, dan kami tidak mau anak kami merasa kami tidak mencintainya.
Keluhan di atas mungkin terasa aneh bagi sebagian keluarga yang beranggapan bahwa barang bermerek bukanlah hal yang utama. Apalagi kalau memang keuangan kita terbatas. Maka akan jadi lebih mudah buat kita untuk menolak permintaan anak yang dianggap berlebihan.
Tantangan berkait materi ini memang lebih sering muncul pada keluarga berlimpah materi yang standar hidupnya tinggi. Yang pergi ke luar negeri seperti pergi ke pasar. Yang membeli barang mewah seperti mengeluarkan 'uang recehan'. Meskipun bukan tidak mungkin juga terjadi pada keluarga menengah, namun menganggap materi sebagai hal terpenting dalam hidup.
Anak-anak dari keluarga ini berpeluang menjadi 'tidak memiliki batas', gagal dalam kemandirian dan berusaha, merasa hebat dan kehilangan harga diri serta cemas ketika tak memiliki materi.
Dalam hal materi, orang tua wajib memenuhi KEBUTUHAN anak. Anak harus diberi makan sehat dan bergizi yang cukup, anak juga diberi pakaian dan materi yang berkait dengan kesehatan dan pendidikan (buku, alat sekolah, dll)
Namun dalam hal pemenuhan KEINGINAN, maka orang tua hanya memberikannya bila anak berusaha, membuat pencapaian/prestasi atau pada hari-hari istimewa.
Sekalipun membedakan KEBUTUHAN dan KEINGINAN ini pun juga bisa berbeda antara satu keluarga dan lainnya, namun semoga ini bisa menjadi panduan, apakah kita sudah cukup memenuhi kebutuhan, atau sudah masuk dalam memanjakan.
Jadi bila makan nasi, lauk dan sayur adalah kebutuhan. Maka es krim, kue, permen, adalah keinginan. Memperolehnya harus dengan upaya tertentu atau prestasi tertentu.
"Kebutuhan" harus diberikan, apa pun kondisi emosi kita. Kita tidak pantas menjadikan "makanan pokok" sebagai hukuman. Misalnya, "Kalau kamu nakal kamu tidak boleh makan malam." Tapi kita boleh tidak memberikan permen, puding, es krim, atau makanan kecil lainnya sebelum anak mengerjakan PR.
Kita tidak boleh memberikan gadget mahal dengan fitur lengkap tanpa ada alasan yang berkait dengan 'kebutuhan'. Bila kebutuhannya adalah komunikasi, maka tidak harus gadget termahal dan dengan fitur yang tidak berkait komunikasi.
MENCINTAI anak adalah memenuhi KEBUTUHANnya bukan memberikan semua KEINGINANnya.
Yeti Widiati 190619

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...