Kamis, 31 Desember 2020

(2) MENGAJARKAN 'SEBAB-AKIBAT' DAN 'PROSES' - yws

 Tulisan kedua (dari 2 tulisan)


Dalam tulisan pertama saya menyampaikan mengenai akibat bila anak tidak belajar konsep 'sebab-akibat' dan konsep 'proses' dan juga pola pengasuhan seperti apa yang berpeluang paling besar membuat anak tidak memahaminya.
Dalam tulisan ini saya ingin menguraikan beberapa contoh cara mengajarkan 'sebab-akibat' yang berkait dengan pemahaman terhadap 'proses'.
Poin paling utama dalam mengajarkan konsep 'sebab-akibat' adalah bagaimana anak bisa memahami dengan baik dengan cara mengalami langsung akibat dari suatu kejadian. Karena anak belajar melalui seluruh sensori dan motoriknya. Menasihati saja berarti hanya melibatkan sensori auditori, dan ini tidak mudah karena menuntut kemampuan abstraksi yang baru "sempurna" terjadi pada usia dua puluhan, dengan syarat anak memperoleh stimulasi kognitif yang memadai.
Oleh karena itu sebetulnya bisa dipahami, mengapa kebanyakan anak tidak mempan hanya dengan diberi tahu atau nasihat. "Sudah dikasih tahu bolak-balik, masih juga dilakuin ..." adalah keluhan umum banyak orang tua yang senang menasihati tapi tidak mengajari dan memberi kesempatan anak untuk mengalami banyak hal.
Usia Bayi
Beri kesempatan anak mengindra dunianya. Melihat, mendengar, menyentuh, menjilat/menggigit, mencium semua benda di sekitarnya dan bergerak ke mana-mana. Oleh karena itu sedapat mungkin benda-benda dan lingkungan di sekitar bayi adalah aman. Pengasuh perlu memiliki "eagle eye", jeli, teliti dan tak lepas mengawasi. Juga rajin mendeskripsikan kejadian. Ini gunanya untuk membuat asosiasi. "Oh adek lihat bunga. Bunganya warnanya merah. Ini namanya bunga "Kembang Sepatu". Mmmh ... nggak ada baunya ..."
Usia Balita
Lingkungan balita lebih luas. Benda dan situasi yang dieksplorasi pun bertambah luas, termasuk yang berkait sosial dan emosi. Yang terakhir ini relatif lebih sulit karena sifatnya tidak ajeg seperti benda atau aktifitas fisik.
Bergerak menjadi penting dan wajib diberikan kesempatan. Cara terbaik melindungi anak dari celaka adalah dengan memberinya kesempatan bergerak dan menyeimbangkan tubuhnya secara bertahap BUKAN melarang anak untuk bergerak atau menolong dan menggendongnya.
Berlari di atas lantai keras, lapangan rumput, pantai, tanah basah, ubin licin, membutuhkan kemampuan menyeimbangkan tubuh yang baik, yang hanya bisa dicapai dengan berlatih.
Usia Anak (sampai 12 tahun)
Pemahaman proses tetap perlu dialami. Beri kesempatan anak melakukan rangkaian aktivitas, sehingga ia tahu ada sekuen juga ada awal dan akhir. Membereskan kamar, mencuci piring setelah makan, menyiapkan peralatan sekolah, semuanya perlu dilakukan sendiri. Bila selalu dibantu, maka anak kehilangan rangkaian proses tersebut. Dan mengira bahwa pekerjaan bisa selesai sendiri tanpa ia terlibat.
Penggunaan bahasa menjadi penting untuk melakukan abstraksi (membayangkan dalam pikiran). Pertanyaan-pertanyaan anak harus direspon dengan baik. Dijawab bila bisa atau mencari jawabannya bersama bila tidak bisa.
Usia Remaja (12/13-16/17 tahun)
Pada umumnya prosesnya sama, bahwa ia perlu mengalami secara langsung dan juga memanfaatkan bahasa untuk proses abstraksi.
Kekhasan pada usia remaja adalah bahwa aspek-aspek yang dipelajari lebih luas dan lebih rumit. Misalnya berkait dengan, pertemanan, emosi, bahasan value, agama, cara pandang, dll. Di area ini konflik dengan orang tua kerap terjadi. Orang tua tidak selalu siap berdiskusi dan memberi kesempatan anak bereksplorasi. Melarang berteman dengan teman tertentu. Tidak menerima minat dan pandangan anak yang berbeda, adalah beberapa hal umum yang menjadi konflik.
Anak jaman sekarang menghadapi challenge lain dalam memahami 'proses'. Yaitu karena pengaruh era digital yang mempercepat berbagai hal hingga hanya dalam hitungan detik.
Jadi, bayangkan bila pemahaman proses belum terbentuk dengan baik karena "kesalahan pola asuh". Motivasi berusaha, kesabaran, regulasi emosi belum terbentuk. Anak manja dan tidak berpikir panjang. Maka betapa mudahnya ia terpengaruh informasi yang diviralkan di media melalui internet.
Mari kita lebih menyadari apa yang kita lakukan, sehingga kita dapat mengantisipasi akibatnya. Ini pun bagian dari kita mengajari anak memahami 'proses'.
Yeti Widiati 030719

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...