Kebutuhan dasar emosi selain RASA AMAN, adalah PERASAAN DICINTAI DAN DISAYANGI.
Saya sering bertanya pada para orang tua, "Apakah bapak/ibu mencintai ananda?" Sebagian besar menjawab dengan segera, "Ya, kami mencintai anak-anak kami." Beberapa lainnya menjawab dengan "Iya sih, tapi ...." atau dengan jeda yang panjang dan helaan nafas berat.
Terlepas dari bahwa ada saja beberapa orang tua yang memang tidak tulus mencintai anak-anaknya, namun yang jauh lebih banyak adalah orang tua yang kurang tepat mengekspresikan perasaan sayangnya sehingga ditangkap berbeda atau salah oleh anak.
Di sini saya membuat daftar perilaku orang tua yang kerap disalah-artikan oleh anak sehingga anak merasa TIDAK DICINTAI/DISAYANGI, yaitu:
Jika orang tua/pengasuh sering menyakiti perasaan anak dengan;
- kata-kata: berkata keras dan kasar, menghardik, melabel buruk, membandingkan dengan anak lain dan memuji anak lain, dll
- ekspresi wajah; masam, cemberut, melotot, sinis setiap bersama anak
- fisik; mudah memukul, mencubit, menampar, seringkali tanpa diduga, terhadap kekeliruan anak,
- perilaku: memalingkan muka, membelakangi, jarang bertemu, jarang berinteraksi dengan senang, mengabaikan, tidak didengar saat anak berbicara, dll
- membuat sistem dan aturan yang tidak adil: tidak ada apresiasi ketika baik, selalu ada hukuman ketika salah.
- tidak ada hadiah apalagi kejutan yang menyenangkan.
Dll
Bila orang tua sering melakukan hal-hal di atas, maka akan sulit bagi anak untuk meyakini bahwa orang tuanya mencintai mereka.
Bila itu terjadi, apakah kita sebagai orang tua akan berkelit dan mencari pembenaran terhadap perilaku tersebut? Atau mencari cara mengubah perilaku sehingga koheren dengan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan kita? Anak yang dapat menangkap cinta/kasih sayang dari perilaku orang tuanya, akan merasa tenang karena dicintai dan mengurangi peluang masalah perilaku yang biasanya muncul karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
*Schema Therapy
Yeti Widiati - 220219
Tidak ada komentar:
Posting Komentar