Minggu, 12 Juni 2016

SAPIH BERKALI-KALI - yws
Betul anak, pernah jadi bagian dari ibu dan ayahnya. Tapi dia akan terpisah saat dilahirkan. Itu adalah sapih yang pertama. Saat ini ayah dan (terutama) ibu, bahagia karena anak dilahirkan. Melepas beban yang menggantung 9 bulan, sungguh melegakan.
Saat usia 2 tahun, dia akan disapih yang kedua kali. Bukan hanya karena lepas menyusu ASI, namun juga karena saat usia 2 tahun anak sudah tak perlu digendong lagi. Beberapa ibu lega karena tak perlu menggendong lagi, Beberapa ibu lainnya lebih suka menggendong daripada harus berlari-lari mengejar si kecil yang semangat bereksplorasi.
Usia 6 tahun anak mulai bersekolah. Ini sapih yang ketiga. Ia masuk pada lingkungan sekolah dan teman bermain. Banyak ibu mulai cemas, "Apakah anakku bisa belajar dan bermain bersama teman-temannya?"
Remaja, masa transisi dan saatnya menegakkan jati diri. Bukan hanya mereka sudah terpisah secara fisik. Hati dan pikiran pun sudah mulai berjarak dari orangtuanya. Mereka punya keinginan sendiri dan pilihannya sendiri. Ini sapih ke-empat yang halus nyaris tak terasa. Sebagian orangtua menyadari dan mulai mempersiapkan diri. Sebagian lagi shock karena merasa ditinggalkan dan diabaikan.
Sapih ke-lima, ketika anak berkata bahwa mereka akan hidup bersama orang lain, dan merencanakan kehidupan mandiri bersama keluarganya. Orangtua yang sudah bersiap diri akan mudah melepasnya dan menemukan cara untuk berfokus pada tugas pribadi lainnya. Sementara orangtua yang masih saja tak melepas "tali ari-arinya" akan merecoki anak dan mantunya dengan segala urusan tetek bengek.
Sapih ke-enam, sapih yang memaksa. Mau tidak mau, Ikhlas tidak ikhlas kita akan dipisahkan saat ajal menjemput.
*Satu saat, Insya Allah kita akan dipertemukan kembali
Yeti Widiati S. 231215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...