Minggu, 12 Juni 2016

BIOGRAFI - yws
Sejak usia SD saya menyukai membaca biografi dan menyimak kisah-kisah orang. Entah kenapa, suka saja. Suka membaca pengalaman luar biasa orang-orang dalam hidupnya. Suka menyimak kebiasaan, sifat dan dunia orang yang berbeda. Excited saat mereka melewati masa-masa bahagia, dan ikut sedih ketika mereka melewati masa-masa sulit.
Saya tidak pandang bulu dalam membaca biografi, saya baca kisah orang-orang besar yang memberi pengaruh baik, tapi saya juga membaca kisah hidup orang-orang yang dipandang buruk oleh kelompok tertentu. Namun saya juga membaca kisah hidup orang yang biasa-biasa saja.
Ada orang yang terjun ke bidang politik, bisnis, hiburan, pelayanan sosial, agama, teknik, kedokteran dan berbagai prestasinya. Mereka yang mengalami pengalaman buruk kekerasan, orang terkaya di dunia, hingga kisah cinta yang gagal, semuanya bisa menarik buat saya.
Orang jaman dulu hingga jaman sekarang, dari berbagai belahan dunia, laki perempuan, besar kecil, apa pun tetap menyajikan keunikan yang menarik,
Sekalipun masing-masing orang memiliki keunikannya sendiri, namun selalu ada pola atau benang merah dari setiap pengalaman hidup itu. Hal ini yang menjadi pembelajaran bagi diri saya sendiri.
- Ketika saya membaca buku tentang para penemu (inventor) dan orang-orang sukses di dunia, saya menemukan bahwa mereka juga mengalami kegagalan berulang sebelum akhirnya sampai pada pencapaian luar biasa. Di sini saya belajar bahwa kegagalan adalah hal biasa dalam hidup. Sakit memang, tapi mundurlah dan lihat dalam perspektif yang lebih lebar, maka itu bisa hanya menjadi bagian kecil dalam hidup.
- Ketika saya membaca buku 'Geisha" (dan para perempuan yang terpaksa menjual diri), Sheila dan Sybil (anak-anak korban kekerasan seksual), Frankl (kisah korban Nazi), kisah-kisah orang biasa akibat benturan politik para elite (di Palestina, Iran, India, Sovyet, China dll), perbudakan kulit hitam di Amerika atau Afrika Selatan, saya menemukan bahwa ada saja orang yang terjebak dalam situasi di mana ia sulit atau bahkan tidak bisa memilih. Menyimak kisa-kisah itu saya sering berhenti untuk menghela nafas panjang. Menyadari bahwa ada saja orang yang memilih posisi untuk menindas, membatasi, mengebiri orang lain dan merasa bahwa itu adalah hal yang paling benar apalagi ketika mereka berada pada posisi mayoritas.
- Saya membaca cerita orang-orang super kaya dan berpengaruh yang gaya hidupnya bagai kehidupan seribu satu malam. Yang "setiap ia mengedipkan mata", uang masuk ke pundi-pundinya. Yang setiap ia menjentikkan jari ia bisa "memutuskan hidup mati" seseorang. Tapi saya juga membaca cerita orang-orang super miskin, super sengsara, yang matanya sengaja dibutakan, punggungnya sengaja dibengkokan atau bahkan tubuhnya dijual hanya untuk memperoleh sesuap makanan.
- Saya menyimak cerita orang-orang yang hidup dari dunia yang saling bertolak belakang. Yang begitu tertutup dan berahasia hingga yang terbuka nyaris "telanjang". Yang fisiknya sempurna hingga yang menyandang ketunaan hingga nyaris tak berdaya. Yang berasal dari budaya terbelakang, hingga yang hidup di dunia modern dengan teknologi tercanggih. Yang hidup dalam kedukaan tak berkesudahan, hingga mereka yang hidup bahagia karena pilihan.
Apa yang saya dapat dari menyimak beragam biografi?
Saya menyadari kefanaan dan kelemahan diri sebagai makhluk. Namun juga menemukan bahwa saya memiliki hak untuk memilih cara menikmati hidup dan cara mempersiapkan kematian.
"Selamat menikmati hidup ... "
Yeti Widiati 260116

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...