Senin, 13 Juni 2016

MENGALIR DENGAN ILMU, IMAN DAN KEIKHLASAN - yws
Dipersembahkan:
- untuk para ibu yang lelah dan galau dengan tuntutan menjadi "super women"
- untuk para orangtua yang sangat kuatir akan masa depan putra-putrinya.
- untuk para orangtua yang menemukan anandanya tak sejalan dengan harapan.
------------------------------------------------------------------------------------------
Psikologi adalah Ilmu Sosial, dan karenanya tidak dikenal rumus baku dan tidak ada hubungan sebab akibat yang bersifat linear, jika A maka pasti B. Teori-teorinya adalah hasil simpulan dari serangkaian data/kasus. Semakin banyak data, maka kesimpulan yang diambil menjadi semakin kuat. Namun tak seperti ilmu-ilmu Sains yang relatif ajeg, maka selalu ada perkecualian dalam Ilmu Sosial, dan selalu ada multi faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu fenomena.
Itulah mengapa ayah ibu yang sama, bisa menghasilkan anak dengan perilaku yang berbeda satu sama lain. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, entah itu karena potensi dan karakter anak yang berbeda, urutan kelahiran anak, harapan orangtua yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lain, kondisi emosi orangtua saat melahirkan anak, pengaruh lingkungan, pengalaman yang dihayati anak, dlsb.
Begitupun dengan kasus-kasus. Banyak kasus, misalnya orang dewasa yang memiliki karakter buruk dan melakukan perbuatan buruk ternyata memiliki akar masalah yang rumit di masa kecilnya. Tapi, menariknya kita tidak bisa serta-merta membalikkan logika, bahwa orang yang punya masa lalu yang rumit, maka ia pasti akan punya masalah di masa depannya. Sekalipun peluang masalah itu ada, namun manusia bukan benda mati, dan lingkungan adalah sesuatu yang dinamis yang membuat stimulus yang sama bisa saja menghasilkan respon dan konsekuensi yang berbeda.
Mereka yang memiliki kecerdasan spiritualitas tinggi, akan segera menyadari bahwa ada kekuatan Maha Besar yang memiliki otoritas dan kehendak sendiri untuk mengintervensi suatu proses.
Saya melihat intervensi itu pada orang-orang hebat yang memiliki masa lalu kelam.
Saya melihat intervensi itu pada keluarga dengan ayah ibu sederhana yang menghasilkan anak luar biasa.
Saya juga melihat intervensi itu pada keluarga-keluarga yang diuji dengan hal-hal yang tak terduga.
Ada musibah yang terjadi karena kesalahan yang dilakukan dengan kesadaran.
Ada musibah yang terjadi karena luput, kelemahan dan kekhilafan.
Namun ada "musibah" yang terjadi karena Sang Maha Kuasa menuntut keikhlasan penerimaan.
Maka ketika kita menyadari adanya kesalahan, bertaubat dan berusaha adalah cara yang paling logis dan menunjukkan ikhtiar. Tak perlu menyalahkan diri berlebihan, karena kita memang memiliki kelemahan. Dan terimalah dengan ikhlas bila kita memang tak bisa mengubahnya.
Dan karena musibah tidak selalu berasal dari kesalahan yang kita niatkan, maka demikian juga dengan keberhasilan belum tentu adalah buah dari karya yang kita lakukan. Sangat mungkin keberhasilan pun adalah bagian dari kehendak dan intervensi Sang Maha Kuasa untuk menguji kerendah-hatian. Adakah terselip kesombongan yang mengendap menjadi penyakit hati?

Yeti Widiati 260316

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...