Minggu, 12 Juni 2016

SABAR ITU NATURE (SIFAT BAWAAN) ATAU NURTURE (PENGARUH LINGKUNGAN) ? - yws
Setelah belajar membatik selama 5 hari, saya jadi teringat video Marshmallow test di Youtube. Video itu menggambarkan penelitian klasik yang melibatkan 10 (sepuluh) orang balita dan (masing-masing) sebuah marshmallow. Dari 10 balita ini dihitung berapa orang yang berhasil memperoleh 2 marshmallow setelah bersabar dan menahan diri tidak memakan 1 marshmallow di hadapannya dalam jangka waktu tertentu.
Hasil penelitian "Marshmallow Test" ini menginspirasikan saya, bahwa bersabar bukanlah karakter yang dibawa sejak lahir (nature) melainkan karakter yang dibentuk oleh lingkungan (nurture).
Kesabaran itu diajarkan dengan proses. Ada perilaku yang perlu dicontohkan. Ada latihan yang perlu dijalani. Ada kesulitan yang perlu dihadapi. Dan ada pula penguatan (reinforcement) intrinsik yang perlu dibentuk.
Bagi seorang anak, maka perilaku sabar dicontohkan oleh orang-orang terdekatnya. Oleh karena itu bila orangtua tidak sabar, maka agak sulit berharap anak pun dapat bersikap sabar.
Kesabaran adalah, kemampuan mengendalikan diri, diawali dengan mengendalikan kemampuan motorik, kasar dan halus. Ini tidak cukup disampaikan dalam bentuk nasihat. Latihan secara langsung sangat dibutuhkan. Mengatur dan mengarahkan gerakan dari motorik kasar hingga motorik halus dan konsentrasi yang terpusat, adalah sebagian cara untuk belajar kendali dan kesabaran.
Kesulitan dibutuhkan agar cara berpikir menjadi lebih fleksibel untuk mencari alternatif penyelesaian, dan beradaptasi dengan beragam situasi. Mereka yang sulit menerima situasi yang ada, menjadi mudah stress, bingung dan cemas. Karenanya orang sabar adalah mereka yang lebih lentur/fleksibel dan adaptif dalam menghadapi beragam situasi.
Reinforcement (penguatan) positif terbentuk dari rasa puas atas keberhasilan dan penghargaan menjalani proses, mengatasi masalah dan membuat pencapaian. Reinforcement psikologis adalah yang paling kuat membentuk motivasi seseorang. Reinforcement berupa materi meskipun bisa membentuk perilaku, namun tidak cukup kuat mempertahankan motivasi dan perilaku yang diharapkan.
Sekalipun reinforcement psikologis muncul dari dalam diri, namun pengaruh lingkungan tetap menjadi faktor terbesar.
- Menekankan pada hasil (bukan pada proses)
- Azas zero mistake (tidak boleh ada kesalahan), fokus pada hukuman
- Tak ada dorongan, pujian, dukungan. Kalaupun ada pujian, hanya diberikan saat hasil yang diperoleh dinilai baik.
- Penuh celaan dan membandingkan, sejak awal apalagi ketika hasil tidak sesuai dengan harapan.
Semua point di atas, kurang mendukung tumbuhnya motivasi intrinsik.
Setelah melakukan "participant observation" dengan membatik, saya menyimpulkan, bahwa aktivitas membatik bisa menjadi salah satu latihan untuk membentuk karakter sabar. Tentunya dibutuhkan penelitian dan analisis yang lebih mendalam, misalnya terkait seberapa lama aktivitas itu perlu dilakukan. Yang jelas, karakter sabar tidak bisa dibentuk hanya dalam hitungan hari ataupun minggu. Dan tidak juga bisa hanya disampaikan melalui nasihat.
Yeti Widiati S. 291215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...