Senin, 13 Juni 2016

KERENTANAN DAN KELEBIHAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN -yws
Kerentanan laki-laki adalah pada keinginan memuaskan dorongan seks dan pengakuan/keinginan dihormati orang lain. Kondisi ini berpeluang memunculkan masalah perselingkuhan dan dorongan untuk melakukan banyak hal secara berlebihan agar diterima/diakui oleh orang lain.
Kerentanan perempuan adalah pada dorongan pemilikan materi dan keinginan untuk tampil indah. Kondisi ini berpeluang memunculkan dorongan kuat untuk memamerkan diri (kecantikan dan kekayaan), atau memaksa orang lain atau diri sendiri mencari cara agar bisa dilihat dan dikagumi orang lain.
Kelebihan laki-laki adalah pada kemampuannya untuk bersikap rasional dan fokus. Kelebihan ini yang dapat menyelamatkannya. Saat godaan datang dan memicu titik kelemahannya, maka berfokus pada tujuan-tujuan besar dan hal-hal mendasar dapat membuat seorang laki-laki tetap fokus pada tujuan hakiki dalam hidupnya.
Seorang laki-laki yang nyaris tergelincir oleh kerlingan wanita lain, pernah berkata pada saya. "Mbak, saya betul-betul tergoda oleh perempuan tersebut. Saya punya uang, saya pun jauh dari istri dan anak. Sebetulnya kalau saya mau, saya bisa berhubungan dengan wanita itu tanpa diketahui. Tapi saya ingat istri saya yang sudah mendampingi saya selama ini. Saya ingat anak-anak perempuan saya yang sebentar lagi akan menikah. Saya juga ingat karir yang telah saya bangun. Bila saya lakukan ini, maka saya akan menghancurkan apa yang telah saya bangun. Dan itu sama sekali tidak sepadan..."
Kelebihan perempuan adalah pada kasih sayang dan kesediaan berkorban. Kelebihan ini yang membuatnya bersedia menahan diri untuk hidup bersahaja dan melayani orang lain daripada dirinya sendiri.
Saya kenal banyak perempuan yang memilih untuk mengorbankan cita-cita dan keinginannya demi suami dan terlebih demi anak-anaknya. Mereka yang bila ditanya, apabila waktu berulang, apa yang akan kau pilih? Mereka menjawab, "Saya akan tetap memilih untuk mendahulukan suami dan anak-anak saya."
Saya bukan ahli dalam masalah pernikahan. Saya sendiri pun masih berproses dalam hidup pernikahan yang penuh dinamika. Namun karena masalah anak 80-90% dipengaruhi oleh relasi ayah ibunya, maka saya kerap melihat cerminan masalah suami-istri pada anak-anak yang dianggap "bermasalah".
Di situlah pula, saya melihat bahwa relasi laki-laki dan perempuan adalah relasi yang unik. Menggabungkan dua entitas yang berbeda karakter, latar belakang, rules, cara pandang, dsb, sungguh berpeluang menimbulkan gesekan-gesekan. Dan permasalahan kerapkali menjadi bertambah rumit, ketika masing-masing berkeras berpikir dengan cara pandangnya sendiri atau melakukan rasionalisasi/pembenaran terhadap tindakan salahnya.
Di sini cinta dan kesungguhan pun teruji. Apakah cinta kita adalah cinta pada diri sendiri saja sehingga kita harus selalu menang? Ataukah cinta yang lebih luas dan lebih besar, sehingga kemenangan bersama yang dicari?
Virginia Satir seorang Family Therapist memperkenalkan istilah Kebenaran Relasional. Konsep kebenaran relasional ini menjelaskan, hal yang dipandang benar oleh satu pasangan belum tentu sesuai untuk pasangan yang lain. Sehingga kita pun tidak bisa memaksakan suatu penyelesaian masalah yang sama untuk setiap pasangan. Karena setiap pasangan memiliki chemistry yang berbeda.
Benarlah jika dikatakan, bahwa pernikahan adalah kesempatan untuk menyempurnakan diri. Kualitas-kualitas mental yang tidak dimiliki saat masih sendiri, dapat muncul dan terasah saat menikah dan berinteraksi dengan pasangan kita.
Wallahu'alam
Yeti Widiati 220316

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...