Senin, 13 Juni 2016

BAYI “STICKER”
(Kebutuhan bayi akan kelekatan pada pengasuhnya) - yws
Pernahkah kita bermain sticker? Jaman saya kecil dulu disebutnya "gambar tempel", anak-anak sekarang lebih familiar dengan menyebut "sticker". Lebih keren juga kelihatannya menyebut dengan istilah bahasa Inggris, meskipun istilah “gambar tempel” sebetulnya lebih Indonesia. Ada sticker yang terbuat dari kertas ada pula yang terbuat dari plastik. Dengan beragam gambar yang menarik perhatian.
Saat saya menggunakan sticker, saya memperhatikan bagaimana sticker itu "bekerja". Apabila ia ditempelkan pada sebuah benda, kemudian kita segera melepasnya maka bila terlalu lama kita pegang, sticker itu akan menjadi sulit menempel kembali. Udara dan mungkin debu yang menempel pada sticker tersebut membuat kekuatan perekatnya menjadi berkurang.
Sebaliknya, apabila sticker sudah kita rekatkan pada suatu benda dan ia melekat begitu erat, maka ketika kita melepaskannya, ia akan sobek atau merusak benda tempatnya menempel.
Saya pun teringat dengan teori Attachment dari John Bowlby. Attachment adalah istilah untuk menggambarkan kelekatan bayi/balita pada orang dewasa yang mengasuhnya secara penuh (primary caregiver). Entah orang itu adalah ibu kandungnya, ibu pengganti atau pengasuh lainnya. Semakin intens interaksi antara pengasuh dengan anak yang diasuhnya, maka akan terjadi ikatan/bonding yang kuat, yang bila dipaksakan dilepaskan, maka akan merusak baik bagi si pengasuh dan terlebih bagi anak yang diasuh. Dan berpeluang menimbulkan kesulitan di masa depan, kestabilan emosi dan juga kemampuan beradaptasi dan bergaul di lingkungan sosial.
Kelekatan bayi pada orang yang mengasuhnya adalah hal yang alamiah dan dibutuhkan manusia dalam perkembangannya. Kelekatan dan kebergantungan pada 0-1 tahun pertama akan menumbuhkan rasa percaya (trust) dan secure (rasa aman) yang menjadi dasar tumbuhnya rasa percaya diri yang kuat di masa depan.
Bayi tidak bisa memilih, ia akan lekat pada siapa pun yang mengasuhnya secara intens. Situasi di mana anak lebih dekat dan memiliki kelekatan (attachment) pada pengasuh daripada pada ibu biologisnya dipahami dan diterima pada situasi, budaya dan bahkan masa tertentu. Anak-anak yang jelas-jelas kehilangan/tidak memiliki ibu biologis, seperti misalnya anak yang ibunya meninggal saat lahir atau saat masih kecil, anak panti asuhan, anak yang orangtuanya berpisah, maka otomatis ia akan mengembangkan kelekatan pada pengasuhnya yang bukan ibu kandungnya.
Ibu yang kesulitan untuk menyediakan waktu secara intens dengan bayinya sehingga harus merelakan bayinya diasuh orang lain, juga kerap mengalami hal tersebut. Pada masyarakat bangsawan di masa lalu, pengasuhlah yang merawat dan mengasuh anaknya, bukan ibu kandungnya. Sehingga hubungan anak dan orangtuanya seringkali bersifat kaku dan formal. Anak menjalin hubungan emosionalnya dengan pengasuhnya. Curhat, menangis, bersikap manja ia lakukan pada pengasuhnya dan bukan pada orangtua biologisnya sendiri. Hubungan semacam itu dipahami dan diterima baik oleh orangtua maupun oleh anak sebagai suatu hal yang lumrah.
Prinsipnya, anak harus memiliki pengasuh utama yang berinteraksi intens yang menjadi sumber rasa aman dan fondasi perkembangan kepercayaan dirinya.
Persoalan biasanya timbul ketika anak berganti-ganti pengasuh. Atau ketika ia sudah lekat dengan satu pengasuh, dan karena satu atau lain hal terpaksa harus berpisah dengan pengasuhnya tersebut.
Bila anak memperoleh pengasuh berganti-ganti, dari satu orang ke orang lain, terutama selama masa bayi dan balitanya, maka seperti sticker yang ditempel kemudian segera dilepas lagi, ia pada akhirnya sulit untuk membangun kelekatan dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan terhadap orang yang seharusnya dekat dengannya.
Sementara anak yang hanya diasuh oleh satu pengasuh dan kemudian terpaksa harus berpisah, pun seperti sticker. Ia akan robek, hancur dan kehilangan dirinya saat ikatannya dengan pengasuh tersebut dilepas paksa.
Yeti Widiati 180316

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...