Jumat, 31 Oktober 2014

SESI KONSELING PENJURUSAN SISWA SMA KE PERGURUAN TINGGI

Bayangkan kamu berada di terminal, ada banyak kendaraan di sana. Mana yang akan kamu naiki? Tentukan dulu tujuannya. Kalau kamu asal naik, maka kamu tidak tahu akan dibawa ke mana. Mungkin saja kamu akan dibawa ke tempat yang kamu suka, tapi mungkin juga kamu akan dibawa ke tempat yang kamu sesali. Bahkan sangat mungkin kamu hanya berputar-putar saja dan kembali ke terminal yang sama.

Ceritanya kamu akan pergi ke Bandung (dari Jakarta). Kamu mau naik mobil yang mana? Ada kendaraan yang lewat tol Cipularang, ada yang lewat Puncak, ada pula lewat Purwakarta atau bahkan Sukabumi. Kamu mau naik bis AC atau yang tidak ber-AC? Atau mungkin kamu memutuskan tidak naik bis, karena kamu mempertimbangkan untuk naik travel, kereta api, pesawat terbang, bawa kendaran sendiri atau kamu ingin naik bajay saja ? Pilihan kendaraan ditentukan oleh seberapa besar uang yang kamu punya, seberapa cepat kamu ingin sampai dan seberapa besar kebebasan yang kamu inginkan.

Kalau kamu pilih naik pesawat, terbangnya sebentar, tapi biayanya paling mahal, bergengsi tentu. Naik travel cukup cepat tapi hanya dari beberapa lokasi saja. Naik bis lebih murah, tapi sampainya lebih lama. Naik kendaraan sendiri lebih nyaman karena kamu bisa berhenti di tempat yang kamu suka, tapi tentu saja melelahkan. Atau naik kereta, keamanannya relatif lebih baik, tapi tentu saja kamu tidak bisa naik dan berhenti sembarangan. Semua kendaraan itu memiliki aturan dan konsekuensinya sendiri. Kendaraan mana yang akan kamu pilih?

Mungkin kamu tiba-tiba ingin mengubah tujuan ketika masih di perjalanan. Misalnya ketika mengobrol dengan teman perjalanan tentang Yogya kamu tertarik untuk pergi ke Yogya saja. Dan serta merta kamu meminta berhenti untuk pindah kendaraan ke Yogya. Atau kalau kamu mau menunggu sebentar untuk singgah dulu di Bandung kemudian naik kendaraan lain menuju Yogya. Tentu saja kamu akan mengalami sedikit kerugian waktu dan biaya.

Apakah salah mengubah tujuan?

Jangan pernah merasa salah karena memilih Bandung sebagai tujuan kalau kamu memang tidak pernah tahu Yogya sebelumnya. Boleh jadi juga setelah kamu ke Yogya kamu mendapat informasi tempat yang bagus di luar negeri. Jangan berkata, "Yah tahu gini saya gak perlu ke Bandung dulu, langsung saja ke luar negeri." Tidak perlu bilang seperti itu karena kalau kamu tidak ke Bandung maka kamu tidak mendapat informasi tentang luar negeri itu.

Jangan pernah merasa kuatir kalau cita-cita kamu sekarang ternyata bukan itu yang kamu lakukan nanti. Tidak ada seorang pun yang tahu tentang masa depannya. Tugas kita berikhtiar dengan ilmu dan kemampuan kita, kemudian bukalah hati seluas-luasnya untuk menerima ketentuan Allah. Karena Allah yang mengilhamkan jalan yang terbaik. Pasti ada rahasiaNya ketika Allah mengilhamkan "Bandung" yang pertama kali untuk dikunjungi. Karena dari situ kamu akan menemukan pilihan jalan yang lain.

Nah, Bandung, Yogya atau luar negeri adalah cita-cita yang terpikirkan oleh kamu sekarang.
Kendaraan adalah perguruan tinggi, fakultas dan jurusannya.
Uang untuk membayar adalah bakat dan kemampuan kamu.
Sementara perjalanan Jakarta-Bandung itu adalah seperti proses belajar kamu di perguruan tinggi.

*Setting asli konseling berupa tanya jawab dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak siswa untuk menemukan sendiri jawabannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...