Jumat, 31 Oktober 2014

DAN KAU PERLAKUKAN TUHAN SEPERTI APA?


- Seorang bapak berusia 50 tahun berkata, "Bu, mulai pagi ini saya berhenti shalat. Buat apa? Tak ada gunanya, berpuluh tahun saya beribadah, ternyata sekarang Tuhan membuat saya cacat seperti ini. Tuhan tidak adil. Mengapa saya harus melakukan perintah Tuhan kalau ternyata Tuhan membuat saya menjadi orang buruk seperti ini"

- Seorang pemuda berusia 20 tahun berkata, "Saya akan bunuh bapak saya. Bapak saya mengkhianati ibu saya, bapak saya tidak bertanggung jawab pada anak-anaknya. Dia membuat saya harus bekerja keras menghidupi keluarga. Dari kecil, Bu, dari kecil saya melihat bapak memukuli ibu, dari kecil saya harus berjualan untuk menambah belanja keluarga. Sakit hati saya. Di mana Tuhan yang harusnya menolong saya, Bu?"

- Seorang istri berusia 40 tahun berkata, "Saya akan balas perbuatan suami saya. Memang hanya dia yang bisa selingkuh? Saya juga bisa. Bertahun-tahun saya setia, apa yang diperbuatnya? Dia mengkhianati saya. Mengapa Tuhan tidak menolong saya, saya sudah menjadi wanita sholihah berpuluh tahun. Saya percaya betul bahwa wanita yang beriman adalah untuk laki-laki yang beriman. Ternyata ayat itu bohong, buktinya, saya baik suami saya bejat."

- Seorang pemuda 17 tahun berkata, "Saya tak percaya Tuhan bu. Kalau Tuhan itu Maha Baik dan Maha Adil mengapa Tuhan menciptakan saya berbeda dari orang lain. Saya berwujud laki-laki, tapi hati dan jiwa saya perempuan bu. Itu kan bukan salah saya. Bukan saya yang mau diciptakan seperti ini. Tapi kenapa ketika saya menampilkan diri seperti ini, orang-orang malah menghakimi dan menyalahkan saya?

- Seorang wanita usia 40 tahun berkata. Bukan mau saya untuk tidak punya anak Bu. Tuhan yang membuat saya seperti ini. Tapi kenapa suami saya tidak mau menerima saya apa adanya. Dia malah berpikir untuk menikahi wanita lain. Apa salah saya Bu? Kenapa Tuhan membuat saya berbeda dari orang lain, membuat suami saya mempunyai alasan untuk menyakiti saya dan membuat orang-orang menghina saya karena saya tidak bisa punya anak?"

* Apakah mereka semua adalah orang-orang yang bodoh? Mereka semua berpendidikan tinggi.
* Apakah mereka semua tidak memiliki dasar pendidikan agama? Mereka semua dibesarkan dalam tradisi agama yang kuat dan fasih membaca Qur'an.
* Apakah mereka semua orang-orang dhuafa? Mereka semua berasal dari keluarga yang berkelebihan dalam materi dan terpandang di masyarakat.

*Mereka semua membuat saya tercenung, bagaimana Tuhan ditanamkan pertama kali pada hati dan pikiran mereka?
- Apakah Tuhan dianggap sebagai "pesuruh" yang harus memenuhi doa-doa mereka?
- Apakah Tuhan dianggap sebagai "penjual"? Mereka "membeli" Tuhan dengan ritual ibadah dan kalau mereka tidak memperoleh barang dengan spec yang tidak sesuai keinginan maka mereka berhenti membeli?

Segera teringat surat Ar Rahman ... Fa bi ayya i Robbikuma Tukadzdzibaan ... Dan nikmat Tuhan yang mana lagi yang kau dustakan?

PS: Mohon tidak menghakimi mereka. Mereka adalah orang-orang yang mengalami cobaan/ujian, lupa, lelah dan perlu ditolong. Hal ini bisa terjadi pada siapa pun termasuk pada diri kita sendiri. Saya mengajak untuk melakukan introspeksi, agar diri, keluarga dan orang-orang di lingkungan kita terlindungi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...