Jumat, 31 Oktober 2014

FLEKSIBILITAS BERPIKIR

Bayangkan, anda bersama puluhan orang berada dalam ruang tertutup, hanya ada satu pintu kecil di situ.
Tiba-tiba stop kontak di salah satu sudut ruangan, kortsleting dan meledak. Semua orang panik dan berebut untuk keluar lewat satu pintu kecil yang ada.

Orang-orang yang memiliki masalah seringkali merasa seperti orang dalam ruangan tersebut. Ingin lari dan menghindar tapi tak ada pintu lain yang tersedia. Ia menjadi cemas dan frustrasi.

Pada umumnya "hanya satu pintu dalam ruangan" adalah mekanisme berpikir yang kita buat sendiri yang terbentuk dari proses belajar dan pembiasaan yang panjang. Kita mengira, hanya pintulah jalan keluar itu. Kita tidak terpikir bahwa kita bisa keluar lewat jalan lain selain pintu.

Cara berpikir kaku atau kurang fleksibel ini, bisa terjadi karena kita tidak terbiasa berpikir fleksibel atau karena suatu kondisi emosi luar biasa yang membuat cara pandang kita menjadi sempit.

Fleksibilitas berpikir itu penting, karena:
- Membantu kita untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
- Membantu kita mencari alternatif jawaban yang beragam untuk satu persoalan.
- Membantu kita berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide unik.
- Lebih mudah memahami orang lain yang berbeda pandangan.
- Lebih mudah berempati terhadap kesulitan orang lain.
- Kalau ia seorang guru maka ia berpeluang untuk bisa mengajar dengan beragam cara.
- Kalau ia pemimpin, maka ia dapat mencari solusi yang beragam untuk masalah yang dihadapi
- Tidak mudah cemas, stress dan putus asa,
- Terbuka, menghargai pandangan orang lain dan senang belajar hal-hal baru.

Fleksibilitas berpikir bisa dilatih antara lain dengan cara:
1. Membiasakan mencari beberapa alternatif jawaban untuk satu persoalan. Untuk konteks pendidikan, maka pertanyaan esai lebih memberi peluang berpikir fleksibel daripada pertanyaan dengan hanya satu jawaban yang benar.

2. Untuk orangtua dan guru, memberi kesempatan anak mencari penyelesaian sendiri daripada menginstruksikan anak untuk mengikuti hanya satu cara,

3. Mendorong anak berbicara, tidak hanya mendengarkan orangtua dan guru bicara. Dengan berbicara anak "dipaksa" berpikir, menyusun peta dalam kepalanya dan mengungkapkan dengan bahasa. Proses berpikir dan pemilihan kata adalah bagian dari latihan fleksibilitas berpikir.

4. Berteman dengan banyak orang dari berbagai kelompok akan memberi kesempatan pada kita untuk memahami cara pandang orang lain yang berbeda.

5. Perluas minat, pelajari berbagai hal. Wawasan yang lebih luas akan membuka pemikiran kita.

*Disimpulkan dari pengalaman terkait berbagai kasus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...