Kamis, 27 Oktober 2016

"SILAKAN IBU BAJUNYA ...!!!" - yws

Saya suka "cuci mata" saat mengunjungi daerah perbelanjaan seperti misalnya ITC BSD, Pertokoan Tanah Abang, Semanggi, Baltos di Bandung atau bahkan Pamulang Square dekat rumah saya. Tidak harus membeli, hanya berjalan-jalan saja dan melihat-lihat barang dagangan itu punya efek refreshing dan relaksasi buat saya. Sehingga pikiran mumet bisa agak terurai. Hehehe ... khas perempuan sekali.

Awalnya saya terganggu jika saat saya sedang melihat-lihat, tiba-tiba mbak penjaganya mendekati, dan berteriak "Silakan Ibu bajunya ...!!!" Kalau saya menjawab, "Lihat-lihat saja ..." si mbak pun pada umumnya mempersilakan "Boleh ..." Ada yang sambil tersenyum ada pula yang berwajah datar.


Pernah pada satu waktu saya membeli busana muslim di sebuah kios busana di Pamulang Square. Saya boleh berganti-ganti mencoba ragam busana yang ada di situ. Dan si mbak tak putus memuji, "Cocok bener baju ini dengan kulit Ibu..." atau "Aduh, ibu jadi kelihatan tambah muda ..." Dan anehnya, sekalipun saya tahu si Mbak penjual ini menggunakan hypnotic language untuk mensugesti saya, saya tetap senang mendengarnya.

Si mbak pedagang ini pun seperti sudah punya stock kalimat jawaban untuk setiap keluhan, misalnya,
- "Aduh kepanjangan ... " dijawab, "Iya bu, tinggal dipendekin sedikit di sini ..."
- "Aduh mbak mahal nih ..." dijawab "Bahannya memang bagus Bu, jadi agak mahal, tapi ibu gak bakal nyesel deh, soalnya ini cocok banget di Ibu."
- "Gak matching nih kerudungnya sama bajunya ..." dijawab, "Sebentar Bu, saya ke toko sebelah dulu cari yang kerudungnya matching."

Jika saya tidak jadi membeli, si pedagang tidak berkata apa-apa. Tapi ketika akhirnya saya memutuskan membeli si mbak penjual berkata dengan keras juga, "Nanti kembali lagi ke sini ya, Bu... !!!" Dan anehnya, teriakan itu nempel di kepala saya. Dan saya kerap menengok ke kios tersebut, jika saya datang, sekalipun belum tentu saya membeli.

Satu saat saya berkunjung ke sebuah kota yang budaya, kebiasaan dan pengalaman para pedagangnya membentuk suatu perilaku yang khas. Tak cukup toleran dengan orang yang hanya ingin berjalan-jalan dan melihat-lihat. Melihat, memegang, membandingkan harga dan menawar seolah harus berujung transaksi. Sehingga menjadi terasa memaksa. Sulit memilih sight seeing sebagai cara refreshing di kota ini.

Seorang pedagang menghardik saya karena tidak jadi membeli sebuah barang yang sudah saya sentuh. Ia menggerutu. Sekalipun saya tak paham gerutuannya, tapi menilik raut wajahnya, saya tau kalau ia tak suka. Saya tetap pergi karena memang tak berniat membeli, apalagi didampingi penjual yang cemberut seperti itu.

Sambil beranjak pergi saya pun terngiang dengan suara si mbak di Pamulang Square "Nanti kembali lagi ke sini ya, Bu ...!!!" dan rasa rindu untuk pulang pun mengalir....

*Cara terbaik mempengaruhi adalah dengan MENDEKATKAN bukan MENJAUHKAN.

Yeti Widiati 261016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...