Jumat, 14 Oktober 2016

INGATAN BATITA - yws

Ketika bungsu saya berusia sekitar 2 tahun, saya menemukan flash card perkalian di sebuah toko buku, dan lalu membelikannya untuk melengkapi permainan yang dimilikinya. Flash card ini menarik, tidak hanya ada angka yang ditulis dengan bentuk-bentuk lucu, tapi juga ada gambar-gambar berwarna yang catchy untuk anak usia tersebut. Hanya dalam jangka waktu beberapa bulan kemudian, bungsu saya dengan lidah pelonya, bisa menyebutkan perkalian 1 sampai 10 dengan baik. Dan ia menjadi bertambah bersemangat ketika konsekuensi yang diterimanya menguatkan.

Apakah bila anak usia 2 tahun bisa menyebutkan perkalian dengan benar berarti ia sudah paham prinsip perkalian dalam matematika? Tidak, karena ia hanya menghafal gambar dan menyebutkan nama gambar tersebut.

Dengan cara yang sama, apakah bila seorang anak batita hafal ratusan lagu dia sudah paham dengan isi/makna lagu tersebut? Tidak juga, karena dia hanya menghafal kata yang terkait dengan irama, ritme atau bahkan gerakannya bila ada.

Kalau begitu buat apa menghafal dan seberapa batita bisa mengingat dengan baik apa yang terjadi?

Mengingat adalah salah satu aspek kognitif yang penting tapi bukan paling penting. Penting karena menjadi fondasi dari fungsi kognitif lainnya yang lebih tinggi. Mengingat bisa menunjukkan kemampuan daya tangkap, fokus, minat, bahkan juga besarnya pengaruh emosi.

Ingatan batita bersifat jangka pendek. Karena perubahan yang sangat cepat terjadi pada tahapan usia ini, maka mereka tidak menyimpan terlalu lama suatu informasi baru. Batita hanya akan menyimpan lebih lama suatu informasi ketika informasi tersebut dapat dipergunakan lebih lama, atau memiliki kaitan secara spesifik dengan kejadian khusus yang luar biasa.

Berbeda dengan orang dewasa yang ingatannya berdasar bahasa (language-based memories), maka ingatan batita berdasar sensori dan kinestetik. Oleh karena itu untuk membuat batita mengingat, tidak cukup hanya menyuruh dan menasihati (bentuk informasi verbal), tanpa mencontohkan, membimbing, memuji, dll (melibatkan aspek sensori dan motorik lainnya).

Caroline Rovee-Collier, menemukan cara untuk "menggali" ingatan bayi dengan mengacu pada prinsip Operant Conditioning dari Skinner, seorang behaviorist atau ahli psikologi dengan pendekatan perilaku. Prinsip Operant Conditioning adalah mengacu pada konsekuensi dari perilaku. Diingat atau tidak diingat, diulang atau tidak diulang suatu perilaku itu bergantung pada konsekuensi yang terjadi.

Misalnya, seorang batita yang kebetulan melemparkan benda kemudian benda tersebut memantul dan ia kemudian menjadi penasaran, maka ia akan mengulangi kembali perilaku melempar benda tersebut. "Penasaran" di sini adalah konsekuensi yang terjadi.

Atau seorang batita yang menjatuhkan vas bunga, vas bunga pecah dan kemudian ibunya berteriak sehingga ia kaget. Maka ia mungkin tidak akan mengulangi lagi perilaku menjatuhkan tersebut karena ia tidak nyaman dengan teriakan ibunya (konsekuensi).

Tapi cukupkah satu kejadian membuat anak mengingat selamanya? Gak cukup lah ...

- Ada daya ingat (seberapa lama kemampuan anak menyimpan informasi baru),
- Frekuensi (seberapa sering stimulus terjadi),
- Intensitas (seberapa kuat stimulus yang diperoleh), meliputi asosiasi (kejadian lain yang terkait), dan aspek sensori/Vakog yang terlibat.

yang semuanya perlu diperhatikan saat menyampaikan informasi pada anak.

Bayi usia 2 bulan umumnya hanya mengingat selama 2 hari.
sementara usia 18 bulan mengingat selama 13 minggu. Semakin besar usianya maka kemampuan mengingat akan lebih besar. Terlebih ketika kemampuan berbahasa sudah berkembang.

Itu kenapa, pendidikan itu melalui proses dan memakan waktu.

Yeti Widiati 141016

*Batita = mengacu pada anak usia 0-3 tahun
*Vakog = Visual (penglihatan), auditori (pendengaran), kinestetik (gerakan), olfaktori (penciuman), gustatori (pengecapan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...