Jumat, 16 Juni 2017

EMPATI (LAGI) - yws

empati/em·pa·ti/ /émpati/ n Psi keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain http://kbbi.web.id/

empathy
NOUN
mass noun
The ability to understand and share the feelings of another. en.oxforddictionaries.com

Jadi kalau disimpulkan hanya dari dua definisi di atas, dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Oxford Dictionary, maka
Empati itu:
- adalah proses mental
- mengandung kemampuan untuk memahami apa yang dipikirkan orang lain (aspek kognitif)
- dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (aspek afektif).

Menariknya ternyata, kalau mengacu pada definisi di atas, empati tidak harus ditunjukkan dengan perilaku (aspek psikomotorik). Meskipun untuk tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan boleh jadi perlu ditunjukkan dengan perilaku.

Saya lebih ingin mengelaborasi, untuk sampai pada kemampuan berempati, maka kompetensi apa yang perlu dimiliki?

1. KEMAMPUAN MEMAHAMI APA YANG DIPIKIRKAN ORANG LAIN
Berarti anak perlu dibimbing dan diajar untuk bisa berpikir fleksibel. Berpikir tidak hanya dari sudut pandangnya sendiri. Tapi juga berpikir dari sudut pandang orang lain.

Egosentrisme adalah berpikir dari sudut pandangnya sendiri. Khas terjadi pada usia balita dan mulai berkurang sedikit demi sedikit (dengan stimulasi lingkungan) sesuai pertambahan usia. usia 12 tahun pada umumnya anak sudah bisa berpikir sociosentris.

Saya biasanya melatih kemampuan berpikir sociosentris ini dengan diskusi. Misalnya dengan kata-kata; "Bayangkan kalau kamu jadi dia, apa yang kamu pikirkan?" Atau kalau untuk anak yang lebih muda, lebih sederhana lagi dengan mengambil situasi yang lebih spesifik dan konkrit, misalnya, "Bayangin kalau nggak ada yang mau main sama adek gimana dong?"

2. KEMAMPUAN MERASAKAN APA YANG DIRASAKAN ORANG LAIN
Merasakan berarti berawal dari kepekaan indrawi. Kepekaan indrawi dilatih melalui:
- Stimulasi fisik, merasakan tiupan angin, mengamati lingkungan, belaian, pelukan, rasa makanan, aroma bunga, suara burung, keseimbangan, gerakan, dll.
- Berlatih kepekaan melalui seni. Seni rupa (menggambar, melukis, kriya, prakarya), seni musik (menyanyi, bermain alat musik), seni gerak (tari, drama/teater), kuliner/memasak, dll.
- Belajar pengelolaan emosi, mulai dari mengenali, menyadari, mengetahui kebutuhan, mengkomunikasikan emosinya sendiri. Ini adalah suatu rangkaian pembelajaran yang lebih menantang dibanding belajar kognitif.

Project di bawah ini mengembangkan baik kemampuan berpikir juga merasakan menjadi orang lain.
- menginap di rumah orang lain,
- bermain peran atau bekerja (menjadi pelayan, berjualan, dll),
- aktivitas membantu orang lain (membacakan buku untuk orang buta, menghibur di panti asuhan, membimbing belajar adik kelas, menemani dan membantu kakek/nenek/orang cacat/orang sakit, dll)
- bekerja sama mengerjakan kegiatan tertentu
Dll

Baiklah sebanyak apapun project, diskusi, aktivitas, namun yang paliiiing penting adalah bagaimana orangtua menunjukkan empatinya kepada orang lain dan terutama kepada anak sendiri.

- Apakah orangtua berempati terhadap kesulitan anak belajar? Bila masih melabel anak bodoh, maka orangtua sedang tidak menunjukkan empati. Jangan heran bila anak berkata, "Masa nilainya cuma segitu ...."
- Apakah orangtua berempati terhadap perasaan anak saat ditinggal pergi orangtua? Bila orangtua masih pergi diam-diam meninggalkan anak, atau menyuruh anak mengerti bahwa orangtua lelah dan sibuk bekerja. Jangan heran bila anak juga tak peduli keresahan orangtua saat ia pergi bermain tanpa mengabari.
- Apakah orangtua berempati pada anak ketika mereka merasa sakit, takut, marah, sedih, kecewa, dll? Bila orangtua masih berkata, "Jangan nangis, cengeng, kamu harus kuat", jangan heran bila anak tak peka dengan perasaan orang lain dan juga tak peka terhadap perasaannya sendiri.

Ooooo ... ternyata menumbuhkan empati saja membutuhkan usaha yang cukup besar dan menantang.

Menyadari masih jatuh bangun dalam mengajari dan membimbing anak-anak, semoga selalu ada yang berkenan mengingatkan dan memberi tahu dengan cara yang terbaik yang membuat semangat mengembangkan diri tetap terjaga. Aamiin

Yeti Widiati 45-160617

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...