Jumat, 23 Juni 2017

"AGAMA CREEPY ... " - yws

"Aku tuh sebetulnya banyak penasaran sama agama, Tante. Aku pingin ngerti lebih banyak. Tapi waktu aku dengerin ceramah ustad, kok malah aku melihat agama itu jadi creepy. Aku jadinya males deh belajar lagi ... "

"Maksudnya creepy, itu gimana?"

"Iya soalnya ustadnya bilang, harus ini, harus itu, kalau nggak nanti masuk neraka. Emang cara hidup itu cuma satu yang paling bener?"

"Hhhhmmmm .... Tante juga duluuuu banget waktu seumur kamu pernah ngalamin apa yang kamu rasa. Tante pikir Qur'an isinya 'cuma' tentang perintah dan larangan saja. Kalau patuh masuk surga, kalau nggak, masuk neraka."

"Iya sama Tante, gitu banget yang aku rasa juga ..."

"Tante sih dulu curhatnya sama guru BK di SMA. Guru BK-nya senyum-senyum aja lihat Tante kesel. Lalu dia ngasih Tante buku. Mungkin karena gurunya tau tante suka baca buku. Kalau nggak suka baca, bisa jadi caranya lain. Dari buku itu Tante jadi tahu lebih banyak tentang Qur'an. Bahwa bahasan Qur'an bukan hanya tentang perintah dan larangan, tapi juga ada pengetahuan alam, sejarah, dll. Gara-gara ketemu ayat-ayat tentang Biologi, Astronomi, dll. eh malah semangat Tante untuk ingin tahu tentang agama jadi lebih besar."

"Kok ...?"

"Iya, Tante kan waktu itu masih remaja, remaja kan lagi anget-angetnya mikir dan perlu segala macam hal yang rasional dan logis. Nah, guru BK tante ngajak tante berpikir tanpa perlu mengancam."

"Aku sih masih mikir Tuhan itu 'marah-marah' melulu jadinya. Soalnya pak ustadnya njelasinnya begitu."

"Iya ya ... Tante perlu waktu juga untuk berpikir dan akhirnya sampai pada kesimpulan, bahwa Allah itu lebih besar kasih sayangnya. Kalaupun ada yang disebut dengan 'siksa' itu sebetulnya -menurut Tante sih- bukan siksa karena Allah marah, kesal dan benci sama kita makhluknya, tapi lebih karena konsekuensi logis yang kita terima akibat perbuatan salah kita. Itu pun bentuk kasih sayang Allah untuk mengingatkan kita.

"Misalnya gimana, Tante?"

"Misalnya, kita disuruh berbuat baik pada orang. Kalau yang kita lakukan malah sombong, merendahkan orang lain, dan perilaku tidak baik lainnya, maka konsekuensinya adalah kita dijauhi orang lain. Itu bukan siksaan Allah. Atau contoh lain, kita disuruh menjaga kebersihan dan lingkungan. Lalu yang kita lakukan adalah buang sampah sembarangan, pohon ditebangi, danau diurug, hutan dibakar, maka kalau terjadi banjir, kebakaran hutan dll, itu konsekuensi logisnya. Kalau mau disebut siksaan, ya itu siksaan yang kita buat sendiri karena perbuatan kita.

"Kalau bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, itu gimana, itu kan bukan buatan orang?"

"Ya itu dinamika alam, yang terjadi karena proses alamiah. Coba kamu pelajari tentang bumi sebagai planet dan sebagai benda fisik, maka kamu akan lebih mengerti mengapa terjadi gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angin taufan, dll. Menghadapi bencana seperti itu, kita berusaha, beradaptasi dan tawakal pada Allah"

"Tante, kalau tentang ustad-ustad yang kenceng dan maksa itu gimana dong. Aku udah ilfiil jadinya."

"Gini, pertama, nggak semua ustad seperti itu. Kedua, kalau ada ustad yang maksa begitu, itu bukan karena dia mau ngerepotin kita, tapi lebih karena dia kepingin banget ngajak orang dan dia merasa bahwa cara dia yang terbaik, karena dia sudah punya pengalaman berkesan dengan cara yang dia pakai. Kayak gini lho, kamu makan di restoran yang makanannya enak banget, lalu kamu ngajak teman makan di situ sambil setengah maksa karena menurut kamu itu yang paling enak. Ketiga, kalau tante boleh saran sih, kamu belajar pada banyak ustad, karena satu sama lain bisa saling mengisi, sehingga kamu dapat gambaran yang lebih utuh tentang agama. Gitu yaaaa ... asyiiik kan ..."

"Iya Tante, aku jadi pingin lebih banyak ngobrol sama Tante."

"Ayoook ... Tante juga senang ngobrol sama anak muda, jadi berasa muda lagi, hehe ... "
------------------------

*Apresiasi dan terima kasih saya yang tak terhingga untuk Guru BK SMA saya yang luar biasa, yang sabar mendengar curhatan siswa, yang memilih menjadi cermin sehingga siswa memperoleh insight dari pengalamannya. Menjadi contoh seorang pembelajar yang mengembangkan diri terus-menerus.
Guru BK saya, Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf LH, M.Pd. Guru Besar Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Bandung, penulis banyak buku Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling.

Yeti Widiati 47-230617

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...