Sabtu, 22 November 2014

PREVENTIF DAN KURATIF

Sebuah buku dari zaman kuliah yang masih saya buka hingga saat ini ketika mencari rujukan adalah buku "How to Help Children with Common Problem" karangan Schaefer. Buku ini bagus untuk pegangan bagaimana menghadapi masalah-masalah umum pada anak dan remaja. Menariknya adalah, bahwa buku ini masih cukup relevan untuk memahami, memetakan dan mencari alternatif penyelesaian masalah perkembangan anak, sekalipun zaman berkembang terus. Rasanya mentalitas manusia tetap sama saja, sekalipun sains dan teknologi berkembang pesat.

Saya ingin bicara tentang sistematika penulisan buku ini.
Pertama adalah berbicara mengenai definisi problem spesifik yang sedang dibicarakan, misalnya tentang perasaan tidak aman, ketidak matangan, gangguan kebiasaan, underachiever, dll.
Kedua berbicara tentang penyebab dan latar belakang munculnya problem tersebut.
Ketiga bagaimana tindakan preventif-nya
dan keempat, penanganan bila masalah sudah kepalang terjadi.

Pengalaman saya dalam praktek konsultasi, 20-30 persen orangtua datang sebelum masalah terjadi. Biasanya diawali dengan permintaan psikotes. Entah itu untuk mengetahui minat bakat atau untuk penjurusan masuk SMA dan perguruan tinggi. Diskusi yang terjadi terkendali, logis dan sistematis. Lebih mudah bagi saya mengacu pada teori dan berbicara secara rasional.

Sisanya adalah orangtua yang datang ketika masalah sudah menjadi berat. Anak atau remaja yang menghadapi masalah pun kerap kurang kooperatif. Kehilangan trust, dan apatis. Orangtua kadang hanya satu orang yang datang, kadang berdua dan seringkali suasana konsultasi menjadi emosional. Menangis dan saling menyalahkan cukup kerap terjadi. Sehingga proses konsultasi pun berlangsunga lebih lama.

Menyadari bahwa jauh lebih mudah dan beban emosinya lebih ringan apabila kita mendahulukan tindakan preventif sehingga sedapat mungkin dapat menghindari masalah yang terprediksi. Maka sejak beberapa tahun terakhir saya memutuskan untuk memberikan ruang preventif lebih besar dengan memberikan materi-materi parenting pada orangtua dan guru agar sedapat mungkin mereka menghindari dan melakukan antisipasi terhadap masalah yang dapat terjadi dalam perkembangan anak dan remaja.

Tetapi selalu saja ada masalah yang tidak dapat dihindari. Baik karena ketidaktahuan, ketidaksengajaan, masalah yang kompleks dan tidak sempat tertangani, dan penyebab lainnya. Sekalipun "penyebab" sudah dapat tertangkap, namun sangat tidak pantas untuk menyalahkan klien. Karena dalam hidup ini semua hal adalah pembelajaran dan "melihat ke depan" jauh lebih memberdayakan daripada berhenti terlalu lama karena menyesali masa lalu.

Pendekatan terkini dalam konseling dan terapi pun sudah menambah porsi "melihat ke depan" daripada "melihat ke belakang" karena ternyata ditemukan bahwa bila kita mengacu pada harapan, kekuatan, tujuan besar di depan membuat energi mental menjadi positif dan lebih bersemangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...