Rabu, 16 Agustus 2017

PERILAKU TIDAK MATANG DAN TIDAK AMAN – yws
(Konteks Masalah Umum Anak)

PERILAKU TIDAK MATANG (IMMATURE BEHAVIOR)
Anak dikatakan tidak matang jika menunjukkan perbedaan lebih rendah dibandingkan standard "rata-rata" pada aspek tingkah laku, psikologis, intelektual atau sosial pada rentang usia tertentu.

Pada anak kecil ketidakmatangan bisa bervariasi, karena anak berkembang tidak sama. Mereka mungkin sangat matang dalam satu area namun sangat tidak matang dalam area lain. Misalnya anak sangat rapi, teratur dan percaya diri di sekolah. Namun di rumah ia sangat dependen, ceroboh dan mudah mengeluh.

Seringkali orangtua memberi label anak "tidak matang", padahal sesungguhnya mereka cukup matang seperti anak lain seusianya, namun mereka tidak memenuhi harapan orangtua. Juga anak mungkin cukup matang hanya kadang-kadang mundur (regress) ke bentuk tingkah laku yang lebih rendah karena tekanan stress. Misalnya, merengek atau mengeluh karena stres berlebihan.

Bila anak dikritik karena perilaku tidak matang-nya, maka anak biasanya malah semakin mempertahankan perilaku tersebut. Anak lebih membutuhkan dukungan emosional dan dorongan agar mereka lebih siap menghadapi segala masalah, meninggalkan tingkah laku kekanakan dan membentuk cara yang efektif dalam mengatasi masalah.

Bentuk-bentuk perilaku tidak matang, antara lain;
- hiperaktif
- impulsif,
- kurang konsentrasi,
- bertingkah konyol,
- melamun,
- ceroboh,
- tidak bisa mengatur waktu,
- egois,
- tidak mandiri, dan
- merengek/mengeluh.

PERILAKU KARENA RASA TIDAK AMAN (INSECURE BEHAVIORS)
Perilaku karena "insecure" atau perasaan tidak aman ini mengacu pada kondisi anak kehilangan rasa percaya diri dan seringkali merasa takut dan cemas. Sekitar 10% anak, memiliki perasaan tidak aman yang mempengaruhi perkembangan mental mereka dan juga lebih jauh mempengaruhi fungsi dan perilaku kesehariannya. Belajar, berteman, nafsu makan dan fluktuasi emosi sering kali menjadi sinyal awal yang menunjukkan gejala anak merasa insecure.

Bentuk-bentuk gangguan yang muncul, antara lain:
- rasa cemas-gelisah,
- rasa takut,
- rendah diri,
- depresi-menyakiti diri,
- hipersensitif terhadap kritik,
- malu-menarik diri, dan
- kompulsif-perfeksionis.

Dalam kasus-kasus ini anak perlu dibantu untuk menghadapi situasi yang secara potensial menakutkan atau menimbulkan kecemasan pada diri anak. Rasa tidak aman dapat dicegah dengan membawa anak pada situasi yang dapat meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan adaptasi dan optimisme.

Hampir seluruh anak, pada satu saat, pernah mengalami rasa takut, depresi dan terlalu peka. Jika hal ini terjadi, cukup banyak orangtua berusaha menolong. Namun alih-alih menolong, yang terjadi malah anak menerima kritikan. Oleh karena itu kuncinya adalah komunikasi yang penuh empati dengan cara mencoba melihat masalah dari sudut pandang anak. Orangtua perlu menciptakan suatu atmosfer psikologis yang nyaman bagi anak untuk mau bicara. Bila atmosfir positif ini terbentuk, maka lebih mudah bagi orangtua untuk memberi saran dan bimbingan pada anak, cara menghadapi masalah tertentu. Cara ini sangat cepat dan efesien menolong anak dalam mengatasi perasaan cemas, takut dan terlalu sensitif.
-------------------------------

*Merupakan terjemahan bebas (dengan penyesuaian dan tambahan contoh) dari buku How to Help Children with Common Problems, Charles E. Schaefer & Howard L. Millman

Yeti Widiati 65-160817

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...