Senin, 14 Agustus 2017

PENANGANAN MENGHADAPI ANAK CEMAS (Tulisan ke-4) - yws
(Konteks Parenting dan Perkembangan Anak)

a. Menerima dan Memberikan Jaminan Rasa Aman
b. Mengajari Relaksasi
c. Menggunakan Kombinasi Strategi untuk Mengatasi Kecemasan
d. Self-Talk Positif
e. Memberi Kesempatan Mengekspresikan Perasaan

I. MENERIMA DAN MEMBERIKAN JAMINAN RASA AMAN
Anak dalam kondisi sangat cemas, membutuhkan jaminan rasa aman dari orangtua. Orangtua perlu tetap tenang ketika anak berteriak, menangis, atau panik, tanpa perlu mengkritik atau menyalahkan mereka. Orangtua perlu menciptakan suasana aman dan tidak mengancam, serta menimbulkan rasa optimis
pada anak untuk dapat menguasai diri dan menghadapi masalahnya.

Rasa aman dapat diberikan dengan menyatakan hal berikut:
(1) "Mama sayang kamu, kamu melakukan apa pun, kamu tetap penting buat Mama"
(2) "Ya sih, orang sering kesal sekali tapi mereka juga tetap berusaha menghilangkan kekesalannya"
(3) "Cemas memang tidak enak, tapi perasaan itu akan hilang sedikit demi sedikit dan segalanya kembali lancar"

Ketika anak cemas, luangkanlah waktu bersama anak dengan memberikan seluruh perhatian dan tidak sambil mengerjakan hal lain (simpan gadget!). Orang tua harus menunjukkan bahwa lebih penting dan lebih menyenangkan bersama anak daripada mengerjakan hal lain. Ini akan memberikan rasa aman daripada hanya sekedar kata-kata.

Tidak perlu berdebat dengan anak untuk menyatakan bahwa orangtua tidak memahami perasaan anak. Jika orangtua memang tidak memahami, terimalah, yang penting adalah menunjukkan sikap sensitif dan peduli pada anak. Orangtua mungkin merasa putus asa karena tidak memahami anak, tetapi jangan beranggapan sia-sia untuk "berada di situ" bersama anak.

Anak juga akan merasa aman bila mengetahui sekalipun ada banyak hal yang bisa menimbulkan kesal dan stress, namun ada juga hal-hal yang menyenangkan dan bisa dinikmati dalam hidup. Ada yang perlu ditangani dan ada pula yang bisa dilupakan saja. Cara ini menunjukkan pada anak agar tidak memandang segala kejadian sebagai penyebab krisis sehingga ia merasa cemas dan tidak berdaya.

Orangtua perlu mengajarkan langkah-langkah untuk mengatasi masalah dan kehidupan perlu terus berlanjut. Tak perlu mengharapkan kesempurnaan dan membiarkan diri terperangkap dalam masalah.

II. MENGAJARKAN RELAKSASI
Kecemasan dan relaksasi itu saling bertentangan. Seseorang tidak dapat melakukan dua kegiatan yang saling bertentangan dalam satu waktu sekaligus. Ajarilah anak cara mengambil nafas panjang secara perlahan, melemaskan otot-otot, terutama otot rahang, leher, dahi, tangan atau kaki untuk menenangkan diri. Cara ini akan melepaskan ketegangan sedikit demi sedikit.

Kalau perlu, belilah buku yang khusus mempelajari tentang relaksasi fisik, dan pelajari secara rinci, sebab penangkal kecemasan yang baik adalah dengan melatih relaksasi fisik.

Bantulah anak untuk menyadari sensasi di tubuhnya saat tegang dan bagaimana melemaskan bagian badan yang tegang. Berlatihlah, paling tidak dua kali sehari, pagi dan malam hari. Cara ini juga membantu anak yang tegang merasa lebih santai sebelum berangkat ke sekolah dan sebelum tidur. Jadikan relaksasi sebagai pengalaman menyenangkan dan tidak dirasa serius atau sulit.

Sesudah anak belajar dan mempraktekkan relakasasi, ajarkan anak untuk memberikan peringatan pada dirinya untuk melakukan relaksasi ketika ia mulai merasa tegang. Misalnya, dengan mengatakan kata-kata;
- "tenanglah",
- "santai... santai,"
- "sabar," atau
- "tunggu sebentar".

Setelah mengucapkan kata-kata itu, mereka berusaha rileks. Lakukan cara ini berulang-ulang, sampai pada suatu keadaan hanya dengan mendengar kata "kunci" tersebut, anak otomatis menjadi rileks.

Langkah berikutnya adalah menyuruh anak membayangkan suatu situasi yang menimbulkan stress yang digambarkan oleh orang tua. Anak membayangkan kondisi yang menimbulkan rasa cemas tersebut dengan sikap rileks. Cara ini akan membantu ketika ia menghadapi situasi yang sebenarnya. Akan sangat membantu jika orang tua dan anak menyusun daftar hal-hal atau situasi apa
yang menimbulkan kecemasan dan stress. Daftar ini dapat digunakan sebagai simulasi untuk dibayangkan ketika anak dalam keadaan tenang. Misalnya, anak yang cemas ketika berkunjung ke dokter atau dokter gigi. Dalam kasus yang sangat berat, mintalah bantuan dokter gigi untuk mengingatkan hal-hal menyenangkan pada anak.

Langkah akhir adalah menggunakan metode relaksasi ini dalam kondisi stress yang sesungguhnya. Metode ini tidak hanya efektif untuk mengurangi kecemasan tapi juga membuat anak merasa lebih kuat, lebih mandiri dan lebih kompeten.

III. MENGGUNAKAN KOMBINASI STRATEGI UNTUK MENGATASI KECEMASAN
Relaksasi dapat dikombinasikan dengan strategi lain, misalnya sambil melakukan relaksasi anak membayangkan hal-hal yang indah atau pemandangan yang menenangkan (positive imagery), seperti pengalaman piknik di pantai, berenang, naik perahu dll.

Startegi lain adalah menarik nafas dalam-dalam dan perlahan. Ajarilah anak cara bernafas dalam-dalam secara ritmis melalui hidung. Nafas panjang juga dapat dilakukan dengan berhitung dari satu sampai sepuluh sehingga fokus perhatian tertuju pada angka. Orang tua dapat menggunakan cara-cara meditasi untuk melakukan relaksasi, yaitu dengan mengkombinasikan bernafas dan berhitung.

Metode ini dapat melepaskan ketegangan dan meredakan detak jantung yang cepat. Pengendalian ketegangan dapat juga dikembangkan dengan latihan isometrik, yaitu menarik otot ke arah berlawanan berganti-ganti. Misalnya, anak mendorong dinding sekuat tenaga selama 15 detik kemudian melemaskan badan.

Strategi lain yang dapat digunakan untuk mengurangi kecemasan, yaitu membaca buku yang menenangkan, mendengarkan musik, melihat karya-karya seni atau mengerjakan kegiatan kreatif seperti menggambar, melukis, memasak atau membuat puisi.

Olah raga atau segala kegiatan baru yang menyenangkan
(misalnya permainan baru yang tidak kompetitif) dapat juga dilakukan. Kadang-kadang mandi air hangat juga dapat meredakan ketegangan.

Metode lain adalah dengan menyarankan anak menghilangkan kecemasannya dan menamkan pemahaman bahwa kegelisahan terus-menerus tidaklah menolong. Caranya yaitu dengan memfokuskan perhatian pada satu masalah, dan mencoba
untuk mengatasinya sedapat mungkin, sampai anak merasa bahwa ia telah melakukan yang terbaik. Masalah (hasil sekolah yang buruk, tidak memiliki teman dll.) harus dihadapi pada suatu waktu. Setelah menangani suatu masalah, orang tua membantu anak memilih masalah berikutnya dan mulai berusaha menanganinya.

IV. SELF TALK POSITIF
Metode lain ialah "self talk". Self-talk dapat digunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan relaksasi. Sebelumnya, anak perlu belajar bagaimana berhenti bicara atau berkomentar negatif yang menimbulkan kecemasan pada diri sendiri. Langkah pertama adalah menghentikan pernyataan-pernyataan, seperti;
(a) "Aku selalu nggak bisa tidur"
(b) "Aku kesal dibandingkan dengan teman"
(c) "Bakal kejadian buruk nih"
(d) "Aku pasti nggak bakal enak kalau ada kejadian buruk"

Langkah berikutnya adalah menyarankan anak untuk berkomentar positif. Anak dapat mempraktekkan dengan suara keras dan mengatakannya pada diri sendiri.
(a) "Aku kesal, tetapi nanti akan lebih baik"
(b) "Kalau aku mulai cemas, aku akan berusaha tenang"
(c) "Nggak ada orang yang sempurna, lebih baik aku berusaha mengerjakan sebaik-baiknya"
(d) "Jika aku berusaha, ada orang yang akan membantu"
(e) "Cemas itu nggak berguna, lebih baik melakukan sesuatu"

Tujuannya adalah membantu anak belajar mengatakan hal-hal positif kepada diri sendiri, sehingga mereka dengan sendirinya mampu menganalisa suatu situasi dan bereaksi terhadapnya. Ketika anak panik menghadapi suatu masalah mereka dapat mengatakan "Tenang ... tenang ..." dan kemudian menggunakan
metode yang mereka mau untuk mengatasi kecemasan.

V. MEMBERI KESEMPATAN MENGEKSPRESIKAN PERASAAN
Dengan mengekspresikan perasaan secara terbuka, seringkali dapat mengatasi kecemasan yang terpendam. Cara ini dapat dilakukan, misalnya dengan melakukan diskusi keluarga di mana setiap orang mengungkapkan pemikiran dan perasaannya. Percakapan yang sifatnya lebih pribadi dapat dilakukan jika
anak terbiasa diberikan kebebasan berekspresi.

Di samping itu, orangtua perlu memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan kemarahan dan frustrasi di dalam kamarnya dengan cara yang mereka pilih sendiri. Cara ini juga dapat mengurangi tingkat kecemasan anak.

Mengekspresikan perasaan juga dapat dilakukan dengan melakukan permainan bersama anak. Anak yang mudah cemas, akan tahu bahwa bermain adalah cara lebih diterima untuk mengekspresikan berbagai emosi.

Orangtua juga dapat melakukan permainan simulasi dengan menyelipkan pertanyaan-pertanyaan, seperti "Apa yang kamu rasakan kalau guru terlalu galak?" atau "Apa yang dapat kamu lakukan kalau seseorang menyerobot antrian di depanmu?"

Metode bercerita juga sangat efektif untuk menyatakan perasaan ke dalam kata-kata. Anak dapat diminta untuk bercerita bergantian, misalnya, orangtua menceritakan terlebih dahulu suatu kisah menakutkan. Intinya dalam kisah itu diceritakan tokoh yang dapat secara terbuka mengekspresikan perasaan, bertindak efektif dan percaya diri. Kemudian giliran anak belajar untuk bercerita kisah yang sama. Di sini orangtua juga perlu memperlihatkan penerimaan terhadap ekspresi perasaan tidak berdaya, kemarahan, cinta , benci dll.
----------------------

*Tulisan disajikan bertahap, Definisi/Pengertian, Penyebab/Latar Belakang, Pencegahan dan Penanganan.
*Merupakan terjemahan bebas (dengan penyesuaian dan tambahan contoh) dari buku How to Help Children with Common Problems, Charles E. Schaefer & Howard L. Millman

Yeti Widiati 63-140817

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...