Jumat, 18 Agustus 2017

KETIKA UJIAN HIDUP TERASA MELELAHKAN - yws

Ada sekelompok orang sedang berlatih olah raga dengan pelatihnya. Pelatih kemudian membagi kelompok tersebut dalam kelompok yang lebih kecil. Kelompok A, diminta berlari keliling lapangan sebanyak 20 kali. Kelompok B 10 kali. Kelompok C dan D tidak disuruh berlari mengelilingi lapangan.

Mereka semua tidak paham, mengapa ada yang disuruh mengelilingi lapangan dalam jumlah yang berbeda, termasuk kenapa ada yang tidak disuruh berlari. Reaksi mereka pun beragam;
- A dan B protes karena merasa diperlakukan tidak adil. Mereka disuruh berlari paling banyak.
- C senang bukan kepalang dan menggunakan waktu kosongnya untuk bermain, bersantai dan tidur.
- D memilih ikut berlatih dengan A dan B karena mereka tahu bahwa latihan itu akan berguna bagi mereka.

Singkat kata mereka pun mau tidak mau melakukan tugas-tugas tersebut.
- Kelompok A yang mengawali tugasnya dengan protes, akhirnya menemukan bahwa mereka tidak bisa menghindar dari tugas tersebut dan terpaksa melakukannya. Setelah 5 putaran mereka menemukan tubuh menjadi semakin bugar, kaki bertambah kuat, lari bertambah cepat dan kepercayaan pada diri dan pelatihnya pun meningkat. Mereka mulai menikmati dan menemukan manfaat dari latihan tersebut dan membuatnya bersemangat dan berlatih lebih kuat bahkan merasa perlu menambah latihannya.

- Kelompok B juga mengawali tugasnya dengan protes. Mereka mengeluh dan mengeluh terus terhadap nasibnya. Iri pada teman-temannya yang mendapat tugas lebih ringan bahkan tidak disuruh berlari sama sekali. Kesal pada pelatihnya bahkan mulai curiga bahwa pelatihnya sentimen dan berusaha menyakiti dan menjatuhkannya. Mereka menghayati latihan tersebut sebagai siksaan sehingga betul-betul merasa menderita.

- Kelompok C, yang bersantai, merasa beruntung. Kadangkala mereka mengganggu teman-temannya yang sedang berlatih. "Sukurin, makan deh tuh latihan, cape kan. Mending kita dong santai-santai."

- Kelompok D memilih ikut berlatih, sekalipun sebetulnya mereka tidak mendapat tugas, semakin termotivasi ketika mereka melihat si A yang malah menjadi semakin cemerlang setelah berlatih. Mereka ingin memiliki kualitas yang sama dengan si A.

Di akhir latihan, pelatih pun menyampaikan bahwa ia akan membuat tim pemain dengan persyaratan, kakinya kuat, tubuhnya bugar, bersemangat dan berinisiatif tinggi.
- Dari kelompok mana peluang paling besar pemain itu akan diambil?
- Mana kelompok yang paling bersyukur?
- Mana kelompok yang paling menyesal?
------------------------

Ini adalah metafora saya tentang hidup
- A adalah cerminan orang yang memperoleh ujian berat dalam hidupnya. Awalnya ia kesal dan lelah, namun akhirnya dia menemukan bahwa ini adalah cara Tuhan "membaguskan" dirinya dan menyiapkan ia untuk memperoleh tanggung jawab lebih besar di kemudian hari.

- B adalah cerminan orang yang memperoleh ujian berat juga dalam hidupnya. Namun ia mengeluh terus-menerus. Menyalahkan semua pihak. Tak berhasil memperoleh hikmah. Kepercayaan kepada dirinya, orang lain bahkan kepada Tuhan pun memudar.

- C adalah cerminan orang yang lalai. Tak menyadari bahwa kemudahan yang diperolehnya juga adalah ujian itu sendiri. Ia sombong dan senang melihat orang lain menderita.

- D adalah cerminan orang yang bisa mengambil pelajaran, berani meninggalkan hidup nyamannya dan memotivasi dirinya untuk berlatih dengan mengacu pada suatu tujuan besar yang ingin dicapainya.

Demikianlah. Pada kenyataannya semua orang (pasti) akan memperoleh ujian dalam ragam bentuknya yang berbeda satu sama lain. Kita tidak bisa menghindari ujian namun kita bisa memilih respon. Pilihan respon tersebut yang menentukan apakah pada akhirnya kita akan bersyukur menerima ujian ataukah justru menyesali karena kita mengabaikan kesempatan untuk "membaguskan" diri.

Wallahu'alam

Yeti Widiati 66-0817

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...