Selasa, 18 Juli 2017

MENCURI (Tulisan ke-1) - yws
(Konteks Masalah Umum Anak)

DEFINISI
Mencuri dapat didefinisikan sebagai;
- kepemilikan terhadap benda yang (menurut penilaian orangtua) bukan milik anak.
- Mencuri juga adalah mengambil benda tanpa izin dari pemiliknya.

Anak usia 2-4 tahun umum melakukan mengambil barang orang lain tanpa minta izin. Perilaku ini meningkat biasanya sampai usia 5-8 tahun lalu kemudian sedikit demi sedikit berkurang seiring dengan berkembangnya hati nurani. Anak membutuhkan waktu untuk mengubah diri dari cara pandang yang berorientasi pada diri sendiri (self centered) dan dorongan untuk segera memuaskan diri menjadi peduli pada orang lain dan mampu mengendalikan dorongan diri.

Dari semua masalah perilaku anak, mencuri adalah yang paling dikuatirkan orangtua. Beberapa orangtua seringkali melihat mencuri sebagai perbuatan kriminal yang sangat mengkhawatirkan. Ada perasaan bahwa orang akan menilai keberhasilan pendidikan orangtua dari perilaku yang ditampilkan anak.

Orangtua dapat mengambil langkah-langkah untuk menangani perilaku mencuri pada anak. Namun, jika kebiasaan mencuri tetap berlangsung sampai sesudah usia 10 tahun, maka dikuatirkan ada gangguan emosi yang serius dan membutuhkan bantuan profesional segera.

PENYEBAB
Anak mencuri karena ragam alasan. Anak balita atau anak yang belum memiliki kematangan (emosi dan sosial) belum memahami bahwa ia perlu menghormati hak kepemilikan barang pribadi orang lain. Biasanya mereka sulit membedakan antara meminjam dan mencuri.

Beberapa penyebab/alasan anak mencuri:
1. Adanya kekurangan atau kehilangan dalam hidup yang dihayati anak,
Sehingga mencuri menjadi simbol pengganti untuk kehilangan/ketiadaan cinta, perhatian, rasa hormat, atau kasih sayang dari orangtua atau orang yang berarti dalam hidup anak.

Umum ditemukan perilaku mencuri pada anak yang terjadi setelah perceraian atau meninggalnya orangtua atau pada anak angkat yang merasa kurang disayangi.

Perlu dicatat juga bahwa anak-anak yang dianggap "nakal" dan berkaitan dengan aneka perilaku antisosial, seringkali datang dari keluarga yang orangtuanya kriminal, kurang peduli atau bahkan mengabaikan/menelantarkan anak.

2. Ada beberapa orangtua yang secara sadar atau tidak, kurang puas terhadap anak, baik dari sifat, perilaku atau sebab-sebab lain. (Bisa muncul pada anak yang -karena berbagai alasan- kelahirannya kurang dikehendaki atau sebab traumatik lainnya).

Hal ini menyebabkan munculnya respon memberontak dan perasaan kemarahan yang ditekan pada anak dan mendorongnya melakukan tindakan mencuri sebagai protes atas sikap orangtua.

3. Anak bisa saja memilih contoh yang kurang baik dari orang di sekitarnya.
Mungkin ia melihat orangtua, teman, saudara, tokoh idola, dll mencuri. Ia kemudian mengidentifikasikan dirinya dengan orang tersebut. Termasuk dalam kategori ini adalah, anak yang mencuri agar diterima oleh kelompok temannya di sekolah.

4. Beberapa anak mencuri untuk "meningkatkan" harga diri. Mereka mencuri benda untuk membuktikan pada orang lain kekuatan atau kehebatannya. Ada anak yang menikmati ketegangan dan petualangan saat mencuri.

5. Anak-anak dari golongan sosial ekonomi lemah mungkin mencuri karena mereka tidak punya uang untuk membeli barang yang mereka inginkan. Tidak memiliki apa-apa membuatnya sulit menghormati barang milik orang lain.

6. Mencuri bisa merupakan cara anak untuk secara tidak sadar membalas perbuatan orangtua.
Misalnya, jika orangtua melarang anak mengenakan make up, anak mungkin mencuri dari toko dengan membuatnya dirinya sengaja tertangkap agar orangtuanya malu.

7. Mencuri dapat merupakan sinyal dari adanya stres dalam diri anak, seperti depresi, cemburu terhadap adik baru atau marah.
Anak mencoba menimbulkan kembali rasa nyaman dengan mencuri. Alasan lain juga mungkin karena anak memiliki toleransi yang rendah terhadap frustrasi dan mengalami kesulitan untuk menahan diri dari godaan.

*Tulisan disajikan bertahap, Definisi, Penyebab/Latar Belakang, Pencegahan dan Penanganan.
*Merupakan terjemahan bebas (dengan tambahan contoh) dari buku How to Help Children with Common Problems, Charles E. Schaefer & Howard L. Millman

Yeti Widiati 52-180717

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...