Kamis, 07 Juli 2016

KONMARI METHOD – yws


Konmari method yang diperkenalkan oleh Marie Kondo, bagi sebagian orang mungkin metode ini biasa-biasa saja dan tidak terlalu istimewa. “Cuma” metode bebenah kok. Tapi saya melihat yang terlihat biasa-biasa dan tidak istimewa ini memiliki efek terapeutik luar biasa bagi mereka yang masih struggling dalam mengelola diri, pikiran dan perasaan yang tampil dari bagaimana ia mengatur lingkungan fisiknya. Bukan masalah rapi dan “tidak terlihatnya” barang yang menjadi fokus tapi metode ini mengacu pada bagaimana mengorganisasikan agar barang bisa dicari kembali dengan mudah saat dibutuhkan. Termasuk juga mudah disimpan kembali sesuai kategorinya. Sehingga mengurangi tensi emosi dan juga mengurangi kecenderungan untuk membeli dan membeli lagi barang baru yang sama dengan yang sudah dimiliki.

Beberapa prinsip dari Konmari method yang menurut saya cukup menarik adalah.
1. Sebelum mengorganisasikan, kumpulkan dulu semua barang yang kita punya berdasarkan kategori. Misalkan, merapikan lemari pakaian, maka kumpulkan semua pakaian kita di lantai. Sehingga kita tahu seberapa banyak pakaian yang kita punya. Baik dari sisi jenis, warna maupun usia.

Cara ini bisa kita lakukan juga saat kita merasa memiliki beban yang terlalu berat dan terlalu banyak dalam hidup. Buat saja list, tulis semua hal yang kita miliki baik kelebihan maupun kekurangan, baik ancaman maupun peluang, termasuk juga semua resources (sumber daya) yang bisa kita gunakan untuk menyelesaikan masalah.

2. Alih-alih memilih barang untuk dibuang, maka metode ini lebih berfokus pada memilih barang yang akan disimpan. Pilih barang-barang (selain paper document) yang menurut kita memberikan energi positif, membuat kita senang dan membuat kita tambah cemerlang (spark and joy).

Saya ambil contoh dengan pakaian lagi, pisahkan mana pakaian yang kita suka dan memberikan energi positif saat mengenakannya. Bukan tentang baru atau lamanya. Sekalipun pakaian baru, tapi kalau kita tak nyaman mengenakannya, maka lebih baik tidak berada di lemari kita. Didonasikan boleh jadi lebih bermanfaat.

Melakukan pengorganisasian terhadap masalah, juga bisa memberikan insight bagi kita. Setelah kita membuat list terkait kekurangan, kelebihan, ancaman, peluang dan resources, boleh jadi kita menemukan kenyataan dan kesadaran baru, bahwa diri kita memiliki jauh lebih banyak hal positif daripada negatif dalam diri.

3. Benda-benda yang memiliki memori atau kenangan tertentu, pun boleh jadi perlu “dilepaskan” bila ia secara obyektif tidak memiliki manfaat signifikan. Pakaian pengantin, pemberian seseorang yang kita kasihi, baju bayi yang lucu, dll. Fotolah benda-benda kenangan tersebut. Kemudian peluk dan sentuh serta ucapkan terima kasih. “Terima kasih, kamu sudah membantu saya selama ini,” atau “Terima kasih, kamu sudah menjadi bagian indah dari masa lalu saya,” kemudian lepaskan.

Mungkin terasa aneh cara tersebut karena kita tidak pernah atau tidak biasa melakukannya. Tapi lakukan saja dan rasakan sensasinya. Kita tidak pernah tahu apabila tidak melakukan.

Dalam teknik-teknik terapi di ruang-ruang klinik, cara seperti ini lumrah dilakukan. Mereka yang memiliki unfinished bussines dengan orang-orang di masa lalu, dapat kita “hadirkan” dan kemudian kita ungkapkan apa yang masih menjadi ganjalan selama ini kepada orang tersebut. Biasanya proses ini membuat emosi menjadi release. Perasaan lebih tenang, dan kita bisa berpikir lebih jernih.


4. Lakukan pengaturan/pengorganisasian sehingga “semua” barang yang kita miliki terlihat jelas. Dengan cara ini kita tahu apa yang kita punya dan apa yang kita belum punya dan mungkin perlu diadakan. Dalam pengaturan pakaian, metode Konmari lebih menyarankan pengaturan pakaian secara vertikal daripada horizontal karena cara ini memudahkan kita untuk memilih pakaian dan tahu seberapa banyak yang kita miliki.


5. Lakukan pengorganisasian mulai dari yang paling mudah
  • - Pakaian, 
  • - Buku
  • - Kertas-kertas dan dokumen
  • - Barang-barang lain, termasuk barang-barang kenangan. 
Saya masih berproses melakukannya. Sudah terasa efek terpeutiknya saat mengorganisasikan pakaian. Terkejut ketika menyadari apa yang dimiliki dan begitu tarkait secara emosi saat perlu melepaskan. Memulai sesuatu dari yang paling mudah akan menumbuhkan rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu yang lebih sulit. Pola ini persis sama seperti saat kita mengajari anak atau bahkan diri kita sendiri untuk menguasai suatu ketrampilan tertentu. Mulailah dari yang paling mudah.

6. Ruang yang lebih luas

Bila pada awalnya, banyak barang tergeletak tak beraturan dan mengambil space sehingga kita merasa rumah kita penuh dan sesak. Maka metode Konmari membuat kita memperoleh space/ruang yang lebih lapang dan secara langsung juga mempengaruhi mood dan emosi kita. Perasaan ini pula yang terjadi saat kita berhasil membuat suatu pencapaian dalam masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari. Selain itu ruang yang lebih lapang, memberikan energi positif lebih baik untuk dapat berpikir dengan jernih. Pengambilan keputusan menjadi lebih obyektif.

Saat saya melakukan proses bebenah dengan metode Konmari, saya jadi teringat perkataan ibu saya almarhum. “Semarah dan sesedih apa pun yang kita alami dari persoalan dalam hidup, pekerjaan rutin di rumah tetap harus dilakukan...” Dan saya pun semakin paham, mengapa orang-orang yang mengalami depresi, salah satunya adalah ditandai dengan hilang/berkurangnya energi secara drastis untuk melakukan hal-hal rutin (apalagi hal-hal luar biasa). Semuanya itu tampil dari organisasi hidup dan penataan lingkungan yang kurang terstruktur.


Selamat bebenah di hari libur ...

Wallahu’alam.


Yeti Widiati 070716

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...