Sabtu, 31 Oktober 2015

MENEMUKAN BAKAT - yws

Pertama kali menemukan bakat Ghina adalah sekitar usia 2 tahun. Saat itu Ghina diajak tante dan oomnya ke Kebun Binatang Ragunan bersama kakak dan saudara-saudara sepupunya. Sepulang dari Ragunan, Ghina bersama kakaknya duduk di lantai, mengambil kertas dan dengan pensil warna kakaknya ia tampak tekun membuat coretan-coretan. Tak lama kemudian ia menyerahkan kertas gambarnya pada saya.

"Maaah .... jah .... " katanya sambil menunjukkan coretan yang dibuatnya.
Saya melihat gambarnya dan bertanya, "Ini gajah?" Ghina mengangguk dengan yakin. Saya terpana melihat coretan gajah yang dibuatnya. Goresannya memang masih belum terkoordinasi dengan baik, namun saya bisa mengidentifikasi bentuk gajah dari proporsi badan, letak belalai dan kuping gajah yang tepat, jumlah kaki yang ada empat (padahal belum bisa berhitung) dan juga letak ekornya.

Saat itu saya menyimpulkan, bahwa anak saya memiliki kemampuan menangkap detail visual dengan tepat. Koordinasi visual-motoriknya memang belum sempurna karena memang saat usia itu syaraf-syarafnya belum mencapai kematangan.

Saya mulai merancang pengembangan bakatnya. Ini menjadi penting karena dengan kondisinya maka mengembangkan bakat menjadi salah satu cara untuk juga mengembangkan konsep dirinya, selain pengetahuan dan ketrampilannya. Di samping itu menggambar akan membantu saya untuk berkomunikasi yang masih terkendala karena kemampuan Ghina mendengar kurang optimal. Menggambar, menurut psikologi juga adalah cara untuk mengembangkan kepekaan dan meregulasi emosi.

Atas saran seorang teman yang memahami tentang pengembangan kreativitas melalui seni rupa, maka saya membelikan 1 rim kertas HVS A4. Saya juga membelikan ragam alat gambar, spidol, crayon, pensil warna dan cat air. Saya membebaskan Ghina menggambar apapun. Tidak membatasi pilihan bentuk, warna dan termasuk juga cara, Ketika dia menggambar langit warna ungu, daun warna coklat atau muka orang warna kuning, saya membiarkannya. Ketika garisnya masih belum lurus, warnanya belum halus, saya pun membiarkannya. Karena point utama kreativitas adalah kebebasan dan keberanian untuk mengeluarkan ide, bukan kerapiannya.

Seiring waktu, curiosity-nya mendorongnya untuk berani, kompetitif dan mengembangkan diri. Ini menjadi momen penting, karena awalnya Ghina seorang yang pemalu dan cenderung pasif.

Saat usia SD kelas 5, dia meminta dibelikan buku seni padahal buku itu untuk SMA. Usia SMP saat dia ingin bisa menggambar air dan bulu, ia sengaja mendatangi guru gambarnya dan meminta advis untuk gambar yang dibuatnya. Beberapa kompetisi yang diikutinya adalah karena inisiatifnya sendiri. Tidak selalu menang, tapi ia ingin menjajal kemampuannya sendiri dan melihat bagaimana anak lain menggambar. Ia mengatakan, "Kata orang gambarku bagus, tapi setelah aku lihat gambar orang lain, ternyata ada banyak gambar orang lain yang lebih bagus."

Saya mengatakan, "Kamu perlu bersyukur dengan kemampuan yang kamu miliki, tapi kamu tidak boleh sombong, karena di atas langit masih ada banyak langit ... "

Yeti Widiati S. 071015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...