Kamis, 24 Juni 2021

MENGAPA LUKA PENGASUHAN TERASA LEBIH DALAM DAN MENYAKITKAN? - yws

 

Luka pengasuhan adakalanya terasa lebih dalam dan lebih menyakitkan, karena berkait dengan orang yang:
- paling signifikan
- paling dijadikan sandaran
- paling diharapkan perlindungannya
- paling diharapkan penerimaannya
Anak yang terbatas, lemah dan belum memiliki pertimbangan yang baik, tidak memiliki pilihan untuk bergantung selain kepada pengasuhnya saja. Karena keterbatasan itu pula, seringkali mereka salah menyimpulkan perkataan dan perlakuan pengasuhnya.
Terlepas dari itu, luka pengasuhan tetap memiliki peluang untuk sembuh, dengan syarat:
- Di samping keterbatasan pengasuh, anak tetap merasakan kasih sayang, penerimaan dan perlindungan pengasuhnya dalam ragam bentuk (terlihat, terdengar, terasa/VAKOG).
- Sedapat mungkin menyelesaikan "Unfinished Bussiness" sehingga tidak berkembang menjadi "Distortion Beliefs".
- Terjadi proses reframing yang biasanya merupakan hasil dari kematangan berpikir.
Kesembuhan luka pengasuhan pada anak, bergantung pada perubahan atau perbaikan cara pengasuhan orang dewasa di sekitarnya.
Bagi orang dewasa yang masih terganjal dengan luka pengasuhan, emosinya meningkat setiap terpicu, maka menuntut orang tuanya yang sudah renta untuk mengubah pengasuhan adalah tidak realistis.
Sebagai orang dewasa ia bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Tidak bisa menyalahkan dan menuntut pihak lain untuk mengubah kondisinya. Dirinya perlu melakukan 'limited reparenting', untuk menyembuhkan lukanya sendiri.
Yeti Widiati 020621

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...