Rabu, 06 September 2017

MENONTON ORANG MENONTON - yws

Aneh nggak judulnya? Serius ini beneran. Perkembangan era digital ini betul-betul membuat perkembangan perilaku manusia menjadi unik. Setiap ada fitur baru (benar nggak ya istilahnya) yang muncul, dalam beberapa waktu kemudian muncul pula kreativitas orang untuk mencari uang melalui fitur-fitur tersebut. Coba saja lihat, setelah ada internet, tak lama kemudian orang bisa membuat olshop, dan kemudian juga berkembang transportasi berbasis aplikasi.

FB, Instagram pun termanfaatkan dengan baik untuk menjual produk secara visual. Bahkan gosip, berita buruk, fitnah pun ternyata bisa dibisniskan.

Kemudian muncullah Youtube. Mulailah orang menonton video. Entah itu musik, iklan, film. Orang pun terdorong untuk membuat video sendiri sehingga muncul profesi baru yaitu Youtubers dengan vlog-nya. Ada yang membuat vlog kehidupan sehari-harinya, ada juga tema-tema vlog lainnya.

Curiosity terhadap hidup orang lain, terutama para seleb membuat vlog yang dibuat para seleb menjadi menarik untuk ditonton. Mereka yang bukan seleb perlu "bekerja" lebih keras untuk membuat vlog yang unik dan menarik, dan bahkan dalam banyak kondisi menjadi agak 'lebay'. Itu pilihan ketika orang berharap videonya ditonton dan berimbas pada pemasukan yang ia peroleh. Kita mungkin pernah mendengar vlogers yang mengumbar sumpah serapah, melakukan tindakan di luar batas kesopanan, atau tindakan lain yang extraordinary, semuanya dimaksudkan untuk mengumpulkan view dan like. Pastinya ada juga vlog yang baik. Misalnya, vlog tentang cara belajar di luar negeri, vlog tentang latihan musik, memasak, perkembangan anak, dll.

Belakangan (oke boleh jadi saya juga termasuk yang telat), beberapa tahun terakhir, muncul lagi aktivitas unik para youtubers. Mereka bukan hanya merekam dan menyajikan video ativitas keseharian mereka, tapi mereka juga menyajikan video saat mereka sedang menonton dan bereaksi terhadap video orang lain.

Awalnya saya merasa aneh dengan aktivitas ini. Timbul pertanyaan, "Kok ada ya orang yang mau menonton video yang isinya adalah orang sedang menonton video lain." Ini disebut video reaction. Bahkan ada juga reaction terhadap video reaction. Nah lho menonton pangkat 3 jadinya. Jadi isinya adalah orang yang sedang menonton orang yang sedang menonton video orang lain. Bingung kan. Yang bingungin juga adalah, kok saya ikut-ikutan menonton video reaction ini pula. Berarti saya termasuk orang yang menonton orang yang sedang menonton video .... mbulet ....

Banyak ragam style video reaction ini. Ada yang reaksinya berjingkrak-jingkrak, ada yang melalui melalui mimik wajah, ada yang sambil terus berbicara. Ada yang sendiri, berdua atau beramai-ramai. Ada yang membahas sepanjang video, ada yang baru membuat review dan berdiskusi setelah video selesai. Ada yang kita bisa memperoleh ilmu dari video reaction ini, tapi ada pula yang kita hanya memperoleh kehebohan dan kekonyolan.

Kita memang sudah masuk ke era visual pangkat 2 bahkan 3.

Yeti Widiati 71-040917

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...