Senin, 29 Agustus 2016

COACHING DAN MENGEMBANGKAN "GENERATION Y" - yws

Generation Y, menurut beberapa ahli adalah mereka yang lahir antara tahun 1980-an hingga 1990-an. Berarti usia mereka saat ini berkisar antara 36 hingga 26 tahun. Pada umumnya, bila mereka bekerja di perusahaan mereka ada yang masih menjadi staf, cukup banyak yang menjadi supervisor dan tentunya ada yang sudah menjadi manager. Tidak jarang mereka juga sudah menjadi direktur di perusahaan atau bisnis yang mereka kelola sendiri. Gen Y relatif lebih berani untuk mengembangkan bisnis dibandingkan dengan generasi pendahulunya.

Dari sisi pernikahan, umumnya mereka sudah memiliki anak usia SD atau balita.

Karakteristik Gen-Y atau juga disebut Me-Generation, ini cukup unik dan memiliki perbedaan signifikan dengan generasi sebelumnya, baik itu Gen X maupun Generasi Baby Boomer.

Gen-Y adalah generasi yang lahir dan tumbuh pada masa perkembangan teknologi digital cukup pesat. Sehingga mereka sangat "melek" teknologi. Mereka memanfaatkan teknologi secara optimal untuk bekerja. Mudah berpindah-pindah kerja. Namun juga kreatif dalam menghasilkan ide.

Pola komunikasinya lebih terbuka. Sehingga mereka lebih mudah mengungkapkan pikiran dan pendapatnya dan apa adanya.

Dibanding Gen X, pada banyak gen Y, cukup besar kepedulian terhadap keseimbangan hidup, sehingga mereka tidak mau "dipaksa" bekerja keras untuk perusahaan karena juga ingin mengembangkan kehidupan sosial dan terutama keluarganya.

Tentu saja karakteristik ini bukan hal yang baku berlaku pasti pada setiap orang Gen Y. Tapi ini adalah simpulan dari beberapa hasil riset dan pengamatan yang dilakukan oleh berbagai lembaga kepada Gen Y secara umum (bukan mereka yang mengalami masalah).

Dalam konteks perusahaan/lembaga, maka membimbing dan mendampingi karyawan Gen Y, membutuhkan strategi sendiri. Mereka tidak terlalu suka didikte dengan serangkaian instruksi. Pada umumnya merasa bertanggung jawab terhadap hidupnya, mudah berkomunikasi, dan relatif mudah menemukan resources serta bisa menetapkan tujuan. Satu hal yang menjadi tantangan Gen Y adalah, kesabaran menjalani proses.

Karenanya dibutuhkan teknik dan strategi yang paling adaptif dan sesuai dengan karakteristik karyawan Gen Y.

Coaching sebagai salah satu tools untuk membantu pengembangan karyawan dipilih banyak perusahaan dan lembaga untuk kebutuhan ini. Coaching memenuhi persyaratan karena berfokus pada coachee (Basis teori Client-Centered Carl Rogers). Sehingga dengan teknik bertanya, secara tidak langsung memberi kesempatan pada coachee untuk mengolah sendiri sampai menemukan insight. Proses penetapan tujuan, tahapan perencanaan, pengukuran hasil, handling problem, dll. bisa tergambar melalui proses coaching.

Mereka yang melakukan coaching biasanya adalah atasannya, atau HRD yang pada umumnya termasuk Gen X atau bahkan mungkin Baby Boomer. Mereka tidak selalu menguasai pola-pola semacam ini, sehingga juga perlu belajar dan beradaptasi dengan cara-cara baru. Bagaimana membimbing dengan menimbulkan insight dan bukan menggurui atau memberikan instruksi seperti yang mereka alami dulu.

Perkembangan memang menuntut kita untuk terus belajar agar bisa selalu adaptif dengan lingkungan.

Yeti Widiati 290816

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...