Rabu, 01 Februari 2017

CARA PANJANG DAN CARA PENDEK - yws
(Konteks Parenting)

Apa yang anda lakukan untuk menghindari terjadinya banjir?

Ada dua macam ketegori jawaban terhadap pertanyaan ini. Cara panjang dan cara pendek.

Cara panjang:
- Tidak menggunduli hutan
- Penghijauan kembali
- Membuat sumur biopori
- Membuang sampah pada tempatnya (bukan di sungai)
- Membuat saluran pembuangan air yang baik
- Tidak "mengurug" danau, kolam alami, sungai, dll
- Tidak menghalangi jalan air untuk mengalir ke laut
- Membuat reservoar/penampungan air hujan
Dll.

Cara pendek:
- Buat tanggul di depan pintu
- Tinggikan jalan dan lantai rumah
- Bangun pagar tembok/pagar tinggi pembatas agar air tidak masuk ke rumah/halaman rumah.
- Buat rumah dua lantai, kalau banjir tinggal naik ke atas.

Cara panjang, prosesnya panjang dan menyeluruh. Tapi berapa banyak yang mau melakukan? Sedikit, karena melelahkan dan tidak terasa langsung efeknya bahkan banyak orang tidak menyadari adanya hubungan sebab akibat antara tindakan di atas dengan terjadinya banjir.

Karena tidak terasa hubungan/akibatnya ini, maka orang kerap merasa tidak terlibat dan tak bertanggung jawab. Berbeda kalau misalnya, segera setelah setiap membuang sampah sembarangan, orang langsung kepeleset. Maka sesuai prinsip conditioning, perilaku yang memperoleh punsihment atau negative reinforcement akan berkurang dan bahkan menghilang.

Cara cepat, ringkas, instan dan mudah, orang lebih suka pilihan short cut. Tinggikan saja lantai rumahnya misalnya. Apakah menghilangkan banjirnya? Tidak sama sekali. Banjir tetap ada, hanya saja ini hanya bertahan dalam jangka pendek.

Cara panjang dan pendek keduanya bisa benar. Kadang keduanya perlu dilakukan. Cara panjang berguna untuk melakukan tindakan preventif dan memiliki dampak jangka panjang. Cara pendek berguna untuk kedaruratan dan hanya memiliki dampak jangka pendek.

Menariknya adalah, ketika melakukan cara panjang, sangat mungkin kita tidak perlu melakukan cara pendek. Sementara bila kita melakukan cara pendek, maka kita tetap perlu melakukan cara panjang. Mengapa? Ya, karena cara pendek bersifat darurat dan hanya berdampak singkat.

Dalam konteks parenting, kita kerap terjebak untuk hanya berfokus pada cara-cara pendek daripada melakukan cara panjang.

Cara panjang dalam parenting, misalnya;
- Membentuk attachment (kedekatan)
- Mengembangkan komunikasi yang mengakrabkan
- Memberikan kesempatan pada anak untuk salah dan memperbaikinnya
- Memberi anak kepercayaan untuk melakukan suatu tugas
- Memberi anak kesempatan bertanggung jawab
- Melakukan aturan dengan konsisten dan konsekuen
- We Time bersama anak
- Menunggu dan memberi kesempatan anak untuk meredakan emosi sesuai kecepatannya

Cara pendek dalam parenting, antara lain;
- Memukul saat anak salah/tantrum
- Membantu anak padahal sudah bisa melakukan
- Lebih banyak komunikasi satu arah dan direct daripada komunikasi yang membuat anak berpikir
- Memerintah dan mengambilkan keputusan untuk anak
- Melarang dan menghukum tanpa bertanya
- Menyogok anak dengan "es krim" saat menangis, marah atau takut

Dll.

Jadi apakah kita memilih untuk melakukan cara pendek namun terus berulang karena masalah tak tuntas?
Atau melakukan cara panjang untuk keuntungan jangka panjang?

Yeti Widiati 17-010217

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...