Senin, 28 November 2011

Catatan 4 : Belajar dari Orang Lain

Pernah ditulis dalam Facebook Notes by Yeti Widiati on Saturday, September 17, 2011 at 4:41pm
PRECIOUS GIFT FROM ALLAH
Catatan-4 : Belajar dari Orang Lain

Orang : “xkao raor cou dl dt?”
Aku : “Pardon …?”
Orang : “Wot du yu won tu it?”
Aku : “Pardon …?”
Orang : “What do you want to eat?”
Aku : “Oh … I want to eat this, grilled fish…”
Orang : “Pardon …?”
Aku : “Grilled fish please …!”
Orang : “Pardon …?”
Aku : “This one, grilled fish” (sambil menunjukkan tulisan “grilled fish”)
Orang : “Oh, I see …”
Aku : “I’m sorry …”
Orang   : “No worries …”

Perlu dua kali ku bilang “Pardon …?” untuk bisa memahami apa yang disampaikan orang lain. Dan perlu dua kali juga orang lain bilang “Pardon …?” untuk bisa memahami apa yang kusampaikan sehingga orang lain bisa memahami apa yang kukatakan. Sedikit frustrasi karena aku membutuhkan waktu dua kali lipat untuk berkomunikasi dan saling memahami.

Sampai pada hari ketiga ketika aku berkunjung ke apartemen rumah sakit, aku bertemu dengan 2 orang asal Indonesia. Desak, seorang ibu berasal dari Bali dan Agustinus, seorang bapak berasal dari Flores NTT. Keduanya berasal dari desa kecil di pelosok dan hanya berbekal keberanian dan kepasrahan memberanikan diri datang ke Adelaide Australia untuk pengobatan anaknya.

Desak hanya membawa 3 lembar pakaian untuk dirinya dan beberapa lembar pakaian biasa untuk Dewa, anaknya yang berusia 1 tahun. Datang di tengah musim dingin yang menembus tulang dan tak dilengkapi dengan pemahaman bahasa Inggris, harapan agar anaknya bisa sembuh jauh lebih besar dari kekuatirannya akan kesulitan berkomunikasi dan hidup dalam kekurangan di sebuah negara asing. Dewa menyandang kelainan bawaan sehingga pertumbuhan tulang kepala dan jari-jari tangannya tidak sempurna. Ia perlu menjalani operasi rekonstruksi sekaligus beberapa kali dalam waktu 6 bulan.
Sementara Agustinus yang membawa Cecilia (10 tahun) mencari “Kolam Siloam” yang dalam keyakinan Kristen akan membawanya pada kesembuhan anaknya, mendorongnya untuk pergi dari Manggarai-Flores ke Maumere dan dari sana dengan pesawat kecil terbang ke Darwin sebelum akhirnya sampai di Adelaide, pun tanpa bekal bahasa Inggris dan pakaian memadai. Dahi Cecilia yang berlubang sejak lahir menyebabkan cairan keluar terus menerus dan menyebabkan pembengkakan pada kepalanya. Cairan yang dikeluarkan melalui shunt (slang kecil) masih belum memadai, hingga ia masih menjalani perawatan sejak beberapa pekan lalu.

Dibungkus jaket tipis sumbangan dan bersandal jepit tanpa kaus kaki mereka berdua sudah tinggal berbulan-bulan di apartemen rumah sakit. Nyaris tidak pernah keluar kompleks rumah sakit kecuali kalau terpaksa harus membeli bahan makanan, mereka harus menembus dingin untuk ke supermarket terdekat. Keterbatasan memaksa mereka untuk menerima apa yang ada. Namun keterbatasan itu tidak melunturkan harapan mereka untuk melihat anak-anaknya sembuh dan memberikan kekuatan luar biasa yang tak terbayangkan untuk bertahan.

Mereka sudah sangat berterima kasih dengan bantuan biaya pengobatan, akomodasi dan transportasi yang diberikan oleh yayasan yang membantu mereka, dan mereka bekerja sama dengan cara menjalani semua ini dengan tabah dan rasa syukur.

Mereka beruntung, paket pengobatan yang diperoleh bukan hanya dalam bentuk penanganan medis untuk pasien saja, melainkan juga mencakup hal-hal yang bersifat psikologis dan sosial. Budaya rumah sakit yang tidak membedakan perlakuan antara orang yang mampu dan tidak mampu membayar, dirasakan oleh mereka sebagai dukungan. Mereka tetap memperoleh penanganan medis, perawatan dan keramahan yang sesuai dengan standar. Karenanya, keterbatasan bahasa pun mampu diatasi oleh mereka.

Yang memberi, memberikan dengan sebaik-baiknya. Yang menerima, menerima dengan rasa terima kasih dan bekerja sama dengan kesungguhan.

Ya Allah, jangan luputkan hatiku dari kepekaan untuk bisa menerima pelajaran dan mengambil hikmah dari semua peristiwa. Dan jadikan pelajaran-pelajaran itu sebagai kekuatan dan pendorong semangatku untuk dapat lebih bersyukur dan bersabar terhadap apa yang Kau limpahkan kepadaku. Amin Ya Robbal’alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...