Senin, 28 November 2011

Catatan-2: Konsep Diri, Fondasi Cara Pandang dan Perilaku

Pernah ditulis dalam Facebook Notes by Yeti Widiati on Friday, September 9, 2011 at 11:11pm
PRECIOUS GIFTS FROM ALLAH
Catatan-2 : Konsep Diri, Fondasi Cara Pandang dan Perilaku

Ghina, Mama mau menceritakan sesuatu.

Waktu kamu lahir dan pertama kali Mama menggendong untuk menyusui kamu, di saat itu Mama memiliki kesempatan untuk mengamati dirimu dengan lebih seksama. Terlintas dalam pikiran Mama apa yang harus Mama katakan bila kelak di satu hari di masa depan kamu bertanya, “Mama kenapa aku berbeda?”

Sejak masih kecil, Mama panggil kamu dengan “Ghina sayang”, “Ghina pinter”, “Ghina hebat”, “Ghina baik”, sama seperti Mama memanggil Mas Faris atau pun juga Dek Zahra dengan sebutan yang sama. Tapi untuk kamu, Mama harus berteriak ketika menyebutnya dan membuat ekspresi yang heboh. “Lebay” kamu bilang. Mama hanya ingin kamu benar-benar menangkap apa yang Mama sampaikan.

Mama ingin bahwa apa yang tertanam dalam pikiran kamu hanyalah hal positif tentang diri kamu, karena konsep diri positif mendorong energi positif dalam diri sementara konsep diri negatif membuat kita menyesali diri dan tidak mensyukuri apa yang kita peroleh dan kita miliki. Energi positif juga membuat kita lebih optimis dalam memandang hidup dan masa depan.

Ghina, Allah tidak pernah salah memberi dan juga tak pernah salah berhitung. Karena itu yakinlah bahwa apa yang kita terima adalah yang terbaik bagi kita dan bahwa kita sanggup untuk menerimanya. Kalaulah kita merasa berat atau tak nyaman, cobalah untuk mengubah cara pandang kita.

Ingat tidak waktu dulu Mama bercerita bahwa Allah menciptakan ada orang yang berambut keriting ada yang lurus. Apakah orang yang berambut keriting lebih buruk dari yang berambut lurus? Tentu tidak, berbeda ya, tapi ciptaan Allah itu selalu baik, sehingga tidak layak seseorang merasa lebih baik dari orang lain hanya karena ia berkulit lebih putih, lebih tinggi atau bahkan lebih cantik. Karena ia tidak melakukan apa pun terhadap tubuhnya, Allah yang memberi. Sebaliknya tidak layak seseorang merasa lebih buruk dari orang lain hanya karena ia berkulit hitam, bertubuh pendek atau kurang cantik, karena itu semua pemberian Allah.

Satu saat ketika kamu berusia 4 tahun, ketika kita berdua berjalan-jalan di luar rumah. Sekelompok anak berpapasan dengan kita, memandang lalu tertawa sambil berbisik-bisik. Setelah agak jauh kamu bertanya kepada Mama, “Ma, … kenapa anak-anak tadi ngeliat aku terus ketawa? Emang aku aneh?”

Terus terang Mama sempat tercekat dan diam sebentar. Mama harus menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab, “Ah, anak-anak itu belum kenal sama kamu, Na ... Coba kamu ingat-ingat, apakah semua orang seperti itu pada kamu. Apa Phira, Mas Dary, Mas Eja begitu?” (menyebut nama saudara-saudar sepupu) Kamu menggeleng. “Apa Kakak Ina, Kakak Gary, Mbak Iin, seperti itu?" (menyebut nama tetangga dekat rumah). Kamu menggeleng lagi. "Apa teman-teman di kelas kamu juga seperti itu?" Kamu menggeleng juga. “Nah, semua orang yang mengenal kamu dan tahu kehebatan kamu, tidak ada yang mentertawakan kamu, kan. Memang ada saja orang yang memperlakukan orang lain dengan buruk, tapi itu tidak banyak dan itu bukan karena kesalahan kamu.”

Setelah adik kamu, Zahra lahir, kamu pernah bertanya, “Ma, kenapa aku beda dari Mama, Papa, Mas Faris dan Dek Zahra?”
“Bagaimana kamu bisa bilang begitu?"
“Iya anak lain ada miripnya sama mama, papa dan kakak adiknya, tapi aku gak.” Pada saat kamu mengatakan seperti itu, Mama bisa menangkap raut kekecewaan pada wajah kamu.
“Ayo kita lihat foto-foto keluarga dan kita lihat kaca (cermin) juga ya.

Mama dan kamu bersama-sama melihat-lihat foto-foto keluarga, “Aku beda sama Papa, Mama dan Mas Faris juga Dek Zahra. Anak yang lain ada samanya dengan Mama Papanya, Mas Faris dan Dek Zahra juga mirip Mama dan Papa, tapi aku beda.”

Mama mengajak kamu bersandar di tempat tidur dan Mama memegang kaca. Kamu melihat bayangan kamu bersama Mama di situ. “Coba lihat mana yang sama mana yang beda. Mama punya mata, kamu juga punya, Mama punya hidung kamu juga, rambut Mama hitam, kamu juga, kulit Mama coklat, kamu juga, kamu perempuan Mama juga.” Sampai di sini, Mama menangkap perubahan ekspresi pada wajah kamu. Kamu menjadi sangat gembira menemukan bahwa kamu memiliki banyak kesamaan dengan Mama. Bahkan setelah melihat foto-foto lain, kamu menemukan bahwa ternyata bentuk alis kamu sama dengan Mas Faris dan Dek Zahra,

"Coba lihat yang beda, mata kamu sedikit lebih besar, tapi kamu bisa melihat dengan baik, bahkan sangat baik. Buktinya kalau kamu menggambar bisa sangat bagus dan teliti, Mama gak bisa seperti itu. Hidung Mama sedikit lebih mancung, tapi kamu juga bisa bernafas baik dan bahkan kamu lebih jago berenang daripada Mama. Dagu kamu sedikit lebih maju, tapi gak masalah, kan. Ada banyak persamaan dan ada sedikit perbedaan, tapi gak apa-apa kan?” Kamu mengangguk

“Tapi aku gak suka diliatin terus-terusan apalagi kalau diketawain.” Kamu berkata sambil cemberut.
“Na, kalau kamu berkumpul di lapangan, semua orang pakai baju putih, dan kamu sendiri yang pakai baju merah, mana yang paling duluan keliatan?
“Yang baju merah…”
“Kenapa…?”
“Karena dia beda sendiri …”
“Ya, betul sekali. Apakah warna merah itu buruk?”
“Gak …”
“Nah, apa boleh buat Ghina, kamu seperti anak berbaju merah di antara banyak anak berbaju putih. Kamu sedikit berbeda, tapi itu tidak berarti kamu lebih buruk dari yang lain. Memang tidak nyaman diperhatikan terus-terusan, Mama juga begitu. Tapi ada orang yang senang diperhatikan dan bahkan mencari perhatian, misalnya seperti penyanyi, pemain film, pembawa acara, guru atau lainnya. Kelihatannya kamu harus belajar untuk lebih tahan untuk dilihat orang di tempat umum.”
“Tapi, aku gak suka …”
“Iya, Mama juga begitu, karena Mama bukan artis atau penyanyi. Kira-kira bagaimana ya caranya agar kamu tidak terganggu dengan orang-orang yang ngeliatin kamu?”
“Ya udah, aku cuekin aja, aku ngerjain yang lain, nggambar gitu atau baca komik.”
“Anak pinter Mama …”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...