Senin, 05 Januari 2015


PENGGUNAAN PONSEL UNTUK ANAK

Perkembangan teknologi menuntut orang menyesuaikan diri. Dulu orangtua membekali anak dengan uang recehan untuk berjaga-jaga apabila anak perlu menelpon lewat telpon umum. Tapi sekarang anak dibekali dengan ponsel, bahkan anak TK sekalipun. Namun, apakah orangtua mempertimbangkan risikonya?

Pertimbangkan beberapa hal di bawah ini sebelum membelikan ponsel untuk anak:
1. Bedakan antara KEBUTUHAN dan KEINGINAN.
Untuk bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan, maka cek hal-hal berikut di bawah ini
- KEAMANAN. Apakah anak anda aman dan terawasi oleh anda atau orang dewasa lainnya yang bisa dipercaya?
- JADWAL. Apakah anak anda memiliki jadwal sekolah, kegiatan ekskul, les dll. yang sibuk, saling tumpang tindih dan mudah berubah?
- KETERJANGKAUAN. Apakah pembelian ponsel terjangkau oleh keluarga?
- TANGGUNG JAWAB. Apakah anak anda dapat dipercaya dan sanggup menjaga barang miliknya tanpa diingatkan?

2. Pahami dan ajarkan KAPASITAS ponsel
Fitur ponsel yang beragam berpotensi membahayakan anak, antara lain;
- VIDEO VOYEURISM, anak mengambil foto atau video teman atau orang lain dalam posisi tak pantas kemudian menyebarkannya secara online.
- CYBERBULLYING, anak mengirimkan sms, email, twit, status, dll yang berisi pernyataan cabul atau agresi.
- ELECTRONIC CHEATING, anak mengunduh jawaban/contekan PR atau ulangan melalui MP3 atau sms untuk digunakan saat tes atau ujian.
- PORNOGRAFI, GAMES, anak dapat dengan mudah mengunduh konten porno, membuka situs dewasa atau mengunduh games dengan ponsel teknologi terbaru.

3. Beli ponsel dengan mempertimbangkan KEAMANAN
- Tanpa kamera
- Memiliki fitur keamanan untuk memblokir akses ke situs dewasa
- Membatasi telpon masuk hanya untuk orang-orang yang dikenali/terpilih. Note: Kasus kekerasan seksual diawali melalui hubungan via ponsel.
- Beri tahu dan ajarkan anak untuk melapor bila ada orang tak dikenal menelpon/sms, mengajak berkenalan atau bertemu.

4. Batasi WAKTU bicara dan penggunaan sms
- Beli ponsel yang tidak mahal dan menarik perhatian
- Cari yang memiliki layanan pembatasan sms dan waktu bicara
- Batasi jumlah biaya yang boleh digunakan anak dalam waktu satu bulan

5. Buat ATURAN pemakaian ponsel yang jelas
Beberapa aturan yang bisa diterapkan (Sesuaikan dengan aturan dalam masing-masing keluarga)
- Tidak meminjamkan ponsel pada teman, kecuali membayar.
- Belajar dulu, kerjakan tugas dulu, baru memakai ponsel.
- Patuhi batasan waktu bicara, jika berlebih, anak yang bayar dengan memotong uang jajan atau tabungannya.
- Gunakan etika memakai ponsel. Tidak memakai ponsel saat bercakap-cakap dengan orang lain, di pertemuan/kelas, meja makan. Bicara perlahan, dll
- Patuhi aturan penggunaan ponsel di sekolah
- Ponsel di matikan atau dipegang orangtua saat malam hari, sehingga anak bisa istirahat dengan cukup

6. Libatkan anak dalam PERHITUNGAN BIAYA pemakaian ponsel
Cara ini juga untuk mengajarkan tanggung jawab finansial pada anak.
- Tetapkan bersama biaya penggunaan ponsel dalam waktu 1 bulan.
- Buat menjadi negosiasi untuk pencapaian perilaku atau prestasi tertentu (terkait tambahan biaya).
- Paksa anak untuk membayar kelebihan biaya dari tabungannya sendiri.

7. Ajarkan cara MENGIRIM dan MENERIMA telpon dan sms
Dalam beberapa kondisi, sms/ponsel dapat meningkatkan hubungan anak dan orangtua. Namun untuk itu perlu ada pengaturan terutama untuk anak usia remaja.
- Ajarkan anak untuk menerima telpon dan menyusun kalimat sms yang sopan.
- Beritahu anak, kapan harus mengirim atau membalas sms orangtua. Biasanya orangtua ingin tahu di mana anak berada dan apa yang dilakukannya.

Anak mudah mempelajari dan mengakses teknologi. Bagaimanapun orangtua harus juga mempelajari dan mengikuti perkembangan apabila memang ingin mendampingi anak dengan baik.

*Disadur dengan penyesuaian dari "The Big Book of Parenting Solutions," Michele Borba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"KESEMPATAN", KEBUTUHAN ANAK UNTUK BERKEMBANG DAN MANDIRI - yws

  Memberikan "Kesempatan" pada anak, bagi sebagian orang tua adalah mudah, tapi sebagian lainnya merasa berat memberikannya. Saya ...